Harga Minyak Menguat Usai Munculnya Putusan Delegasi Arab Saudi untuk Menahan Produksi



( 2016-06-02 04:04:01 )

Harga minyak kembali alami penguatan setelah delegasi dari negara penghasil minyak terbesar di dunia memberi harapan kalau mereka akan menunda produksi. Sebelumnya harga minyak sempat mengalami tekanan akibat pelaku pasar pesimistis terkait pertemuan negara-negara penghasil minyak di dunia yang akan membuat kesepakatan

Melansir dari Wall Street Journal, Kamis (2/6/2016), harga minyak mentah AS untuk pengiriman bulan Juli naik sebesar 9 sen, atau sekitar 0,2 persen ke angka US$ 49,01 per barel di New York Mercantile Exchange. Di sisi lain untuk harga minyak mentah jenis Brent yang merupakanacuan minyak global, turun sebesar 17 sen atau 0,3 persen ke angka US$ 49,72 per barel di ICE Futures Europe.

Pada pertemuan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang berlangsung di Wina,Austria, perwakilan dari Arab Saudi menyampaikan bahwa negara tersebut sedang mempertimbangkan untuk menahan produksi.

Sebelumnya tidak sedikit analis yang merasa tidak yakin bahwa Arab Saudi akan benar-benar berniat mengendalikan produksinya untuk kembali mendorong harga minyak naik. Akan tetapi dengan munculnya pernyataan tersebut memberikan angin segar kepada komoditas energi tersebut sehingga memicu harga kembali naik.

Langkah yang akan diambil oleh Arab Saudi ini cukup mengejutkan untuk para anggota OPEC lainnya sebab sebelumnya Arab Saudi enggan untuk bersepakat dengan negara produsen minyak lainnya yaitu Rusia untuk dapat menahan produksi minyak demi menaikkan harga.

Langkah Arab Saudi ini merupakan sebuah kejutan sehingga mendorong naiknya harga minyak setelah sebelumnya sempat dalam empat hari terakhir terus alami tekanan. Beberapa pialang dan analis pun mengungkapkan bahwa pengumuman dari delegasi Arab tersebut cukup untuk menghentikan aksi jual.

"Saya tidak tahu mengapa pasar menjadi begitu optimistis. namun dengan munculnya rencana menahan produksi tersebut maka secara teori akan menyusutkan cadangan," terang senior vice president Herbert J. Sims & Co, Donald Morto.

Harga minyak dalam beberapa hari terakhir memang terus mendekati angka US$ 50 per barel. Penurunan pasokan dari beberapa negara tersebut menjadi pemicu meningkatnya harga minyak meskipun memang kenaikannya tidak begitu besar. Salah satu contohnya seperti kebakaran di Nevada yang menyebabkan negara tersebut menutup kilang pengeboran minyak untuk menghindari musibah.