Faisal Basri: Ada Modus Mafia dalam Bisnis BBM



( 2016-03-10 03:20:03 )

Pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI) mewaspadai adanya modus mafia baru dalam bisnis bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Kecurigaan tersebut ditimbulkan oleh tingginya perbedaan harga BBM Indonesia dengan Malaysia sampai Amerika, yang kegunaannya tidak jelas untuk apa.

Faisal mencatat, bahwa harga rata-rata BBM jenis regular gasoline di Amerika yang setara RON 92 adalah US$1,81 per galon atau setara Rp6.261 per liter pada 7 Maret 2016. Sementara untuk harga Pertamax per liter yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) pada tanggal yang sama sebesar Rp7.950 per liter.

“Artinya harga RON 92 yang ada di Indonesia lebih mahal sebesar Rp1.689 per liter dibanding di Amerika,” ujar Faisal pada risetnya, Kamis (10/3).

Perbedaan harga tersebut semakin membesar jika BBM itu tidak dikenakan pajak. Menurut Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) ini, national average excise taxes per gallon untuk BBM di Amerika adalah 0,4928.

“Jadi, harga RON 92 yang ada di Amerika tak termasuk pajak adalah sebesar Rp4.556 per liter. Sedangkan untuk harga Pertamax tanpa dikenakan pajak di Indonesia sebesar Rp 6.913. Jadi perbedaannya sebesar Rp2.357 per liter lebih mahal di Indonesia jika tanpa dikenakan pajak,” terangnya.

Faisal mengaku mendapat arahan, bahwa membandingkan harga jual BBM di Indonesia dengan Amerika adalah suatu hal yang sangat berbeda. Karena kilang pengolahan BBM di Amerika sangat efisien. Oleh karena itu, ia membandingkan harga BBM Indonesia dengan Malaysia.

Kali ini, yang diperbandingkan adalah harga BBM dengan kadar RON 95 sebab Malaysia sudah tak lagi menjual BBM dengan kadar RON 92. Di Indonesia, Pertamina memberikan label pada BBM RON 95 dengan nama Pertamax Plus. Ia mencatat kalau di Malaysia harga RON 95 pada 7 Maret 2016 sebesar 1,6 ringgit atau Rp5.131 per liter.

“Sebab RON 95 yang terdapat di Malaysia tidak dikenakan pajak, jadi untuk memperoleh perbandingan yang setara, pajak BBM 15 persen di Indonesia kita keluarkan. Sehingga harga Pertamax Plus tanpa dikenakan pajak adalah Rp7.696 per liter. Ini lebih mahal Rp2.565 per liter dibandingkan di Malaysia,” tegasnya.

Dari dua hasil perbandingan tersebut, Faisal mendesak agar pemerintah membenahi formula dan mekanisme penentuan harga segala jenis BBM serta menyampaikannya ke publik secara terbuka.

“Rakyat mungkin tidak akan menuntut harga BBM untuk tetap diturunkan. Tetapi tolong terkait selisih yang besar itu dijelaskan larinya ke mana. Apakah ada mafia yang kembali berkeliaran?” tanya Faisal.