Sejahterakan Petani Tebu Lewat Investasi Perkebunan



( 2015-11-09 10:23:15 )

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus berupaya mendorong realisasi investasi yang diharapkan mampu berkontribusi positif secara langsung pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satunya seperti realisasi investasi pabrik gula yang dilakukan PT Kebun Tebu Mas (KTM) di Lamongan, Jawa Timur.

Kepala BKPM Franky Sibarani memberitahukan bahwa investasi gula tersebut diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi para petani tebu.

“Investasi diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Di sini kami juga memberikan apresiasi kepada PT Kebun Tebu Mas, sebagai investor gula yang berkeinginan untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan petani tebu,” ujar Franky.

Franky menilai bahwa KTM menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan 3.000 petani. Bentuk kerjasama itu antara lain berupa penyediaan bibit unggul dan technical assistant untuk mensosialisasikan teknologi terbaru dalam proses penanaman tebu. Teknologi penanaman baru yang dilakukan KTM ini diharapkan mampu meningkatkan produktifitas para petani‎.

Disamping itu, KTM juga melakukan inovasi pada proses jual beli tebu yang lebih transparan, mulai dari perhitungan nilai rendemen tebu menggunakan metode core sampler sampai mekanisme pembayaran tebu yang dilakukan bekerjasama dengan Bank BRI.

"Investasi yang dilakukan oleh KTM juga berkontribusi positif terhadap upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja sebesar 2 juta per tahunnya," papar Franky.

Agar dapat memenuhi target tersebut, salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjadikan investasi padat karya sebagai target fokus dan prioritas investasi. Terlebih dengan kenyataan bahwa elastisitas tenaga kerja Indonesia semakin menurun.

Pada tahun 2004, setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi mampu menyerap 450 ribu tenaga kerja. Sedangkan tahun 2014, 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya mampu menciptakan 160 ribu tenaga kerja.

KTM sendiri tercatat memiliki rencana investasi sebesar US$ 522 juta dan telah merealisasikan investasinya sebesar Rp 2,5 triliun dengan kebutuhan tenaga kerja yang baru sebesar 1.200 orang. Perusahaan memproduksi molases sebesar 100 ribu ton, gula tebu sebesar 1,08 juta ton yang 50 persen untuk pasar ekspor dan tebu sebesar 10,8 juta ton.

Berdasarkan keterangan BKPM, hingga kuartal III 2015, realisasi investasi mencapai Rp 259,7 triliun, naik 16,6% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 343,7 triliun. Jumlah ini memberikan dampak pada penyerapan tenaga kerja hingga 1.059.734 orang, naik 9,3 % dari tahun lalu sebanyak 960.336 orang.