Eropa Berencana Hapus Uang Pecahan 500 Euro



( 2016-02-17 05:20:01 )

Gubernur Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, memiliki pernyataan yang kuat, yang menandakan dirinya memperhitungkan dengan serius untuk menghilangkan uang kertas pecahan 500 euro. Sebab diduga kuat sering digunakan untuk aktivitas kriminal, khususnya terorisme.

"Ada kepercayaan yang kuat pada opini publik dunia, bahwa uang pecahan tinggi digunakan untuk tujuan kejahatan. Dalam konteks ini, kami mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu," ujar Draghi seperti dikutip dari laman CNN, Rabu (17/2/2016).

Bank Sentral Eropa bertanggung jawab atas tercetaknya uang euro yang telah dipakai oleh 19 negara di Eropa.

Sejumlah aparat penegak hukum di Eropa menyatakan, kalau uang kertas pecahan 500 euro (US$ 557 atau sekitar Rp 7,4 juta), mempermudah para kriminal dalam melakukan pencucian uang. Selain itu juga uang ini mudah dibawa ke mana-mana tanpa terdeteksi.

Pada keterangan tahun lalu, Europol menjelaskan, uang tunai masih menjadi pilihan untuk pembiayaan teroris, dan permintaan uang pecahan 500 euro begitu sangat tinggi, walau uang pecahan ini jarang sekali terlihat dalam transaksi harian di masyarakat.

"Perputaran uang pecahan 500 euro mencapai 30% dari total keseluruhan transaksi uang kertas, walau ini bukan merupakan alat pembayaran yang digunakan pada umumnya," demikian bunyi pada keterangan tersebut.

Draghi menuturkan, rencana terkait penghapusan uang pecahan 500 euro akan dilakukan dengan lebih hati-hati.

Penjelasan Draghi ini keluar, beberapa hari setelah Menteri Keuangan Eurozone, Jeroen Dijsselbloem, meminta agar Bank Sentral Eropa dapat ikut membantu menghalangi pendanaan teroris dengan memakai uang pecahan 500 euro.