Bursa Jepang Jatuh, Yen Melambung Ke Puncak 15 Bulan



( 2016-02-09 09:36:49 )

Volatilitas pasar yang makin ketat di hari Selasa (09/02) membawa Yen mendekati level terkuatnya terhadap Dollar AS sejak akhir tahun 2014, karena pasar ramai-ramai mencari safe heaven seperti Yen. USDJPY diperdagangkan di level rendah di 114.45 pagi ini di sesi perdagangan Tokyo, titik terlemah pair tersebut sejak awal November tahun 2014, sebelum kemudian berangsur-angsur naik ke angka 114.70 dan memulai hari Selasa ini di level 115.85. Penilaian penanam modal sangat rendah hari ini bersama dengan runtuhnya bursa saham Jepang. Indeks Benchmark Nikkei jatuh 4.38 persen ke angka 16,259.44 disusul dengan Topix yang menurun 4.54 persen ke angka 1,317.69.

Berdasarkan Soichiro Monjoi, ahli strategi di Daiwa SB Investment Ltd yang berfokus di Tokyo yang diwawancarai oleh Bloomberg, pihaknya melihat adanya gelembung ekspektasi pasar terhadap pengaruh bank-bank sentral. Para trader mengendurkan pertaruhan mereka akan peningkatan suku bunga Federal Reserve AS tahun ini masih dalam kaitannya dengan perlambatan ekonomi China. Di samping itu, akibat suku bunga negatif Bank Sentral Jepang juga turut mempengaruhi ketetepan para trader.

Sementara itu, berdasarkan analisa dari BNZ yang diambil oleh WBP online, sejak awal minggu ini, penolakan risiko masih menjadi tema yang dominan di pasar. Aset-aset yang sensitif risiko pada umumnya masih berada di bawah desakan meskipun data yang dirilis tadi malam tak banyak memberikan konsekuensi. Pergerakan yang terjadi nantinya lebih merupakan refleksi dari masalah kualitas kredit, outlook pendapatan prusahaan, dan siklus perkembangan. Dalam lingkungan seperti inilah, analis BNZ melanjutkan, maka penegakan Yen bukanlah hal yang mengagetkan.

Anggapan seirama mengenai juga diungkapkan oleh Toshihiko Matsuno, analisa SMBC Friend Securities Co. yang dilansir oleh Bloomberg. Yen menghadapi peningkatan ketika balasan akibat obligasi AS jatuh dan harga emas memuncak. Secara garis besar, Matsuno mengatakan bahwa apa yang terjadi pada Yen saat ini adalah sentimen penolakan risiko.