Harga Minyak Merosot 3,8%



( 2016-02-09 03:34:15 )

Harga minyak mengalami penurunan 3,8 persen pada perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap tingginya pasokan. Pertemuan yang terjadi antara Saudi dengan Venezuela pada akhir pekan lalu tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda koordinasi terkait peningkatan harga.

Mengutip dari laman CNBC, Selasa (9/2/2016), harga minyak berjangka Brent yang merupakan acuan harga dunia turun US$ 1,30 atau 3,02 persen ke level US$ 33,04 per barel. Sedangkan untuk US Crude Futures turun US$ 1,20 atau 3,88 persen ke level US$ 29,69 per barel.

Penurunan harga minyak tersebut disebabkan karena tidak adanya tanda-tanda yang nyata dari hasil pertemuan antara Menteri Perminyakan Arab Saudi dan Venezuela pada hari minggu yang membahas tentang pemasok minyak OPEC dan non OPEC siap untuk bertemu guna membahas kemerosotan harga.

Setelah aktifitas terkait kebijaksanaan selama lebih dari dua pekan terakhir, tidak ada tanda-tanda akan adanya rencana untuk menahan produksi. Saat ini, akibat besarnya pasokan di dunia menyebabkan harga minyak turun lebih dari 70 persen jika dihitung sejak pertengahan 2014.

Menteri Perminyakan Venezuela Eulogio Del Pino yang melakukan lobi-lobi untuk memicu naiknya harga minyak, memberikan tanda bahwa belum ada hasil yang pasti terkait lobi-lobi tersebut.

"Pasar menilai seberapa efektifnya pengurangan produksi saat untuk saat ini? Sepertinya tidak cukup efektif," Terang Phil Flynn, Analis Price Futures Group, Chicago, AS. Phil juga melanjutkan, Belum lagi Iran kembali masuk ke pasar minyak setelah mendapat embargo selama bertahun-tahun.

Saat ini Total Perancis sudah setuju untuk membeli minyak mentah dari Iran sebesar 160 ribu barel per hari untuk pengiriman Eropa. Dengan hadirnya kembali Iran di kancah perminyakan ini menyebabkan pasokan minyak di dunia semakin berlimpah.