Lambatnya Ekonomi China Sebabkan Harga Minyak Tertekan



( 2016-02-02 04:32:34 )

Harga minyak dunia kembali mengalamin pelemeahan sacara tajam di awal pekan ini seiring data ekonomi China yang mengalami kemerosotan. Hal itu berdampak pada meningkatnya kekhawatiran atas prospek permintaan energi.

Sentimen tersebut mendorong harga minyak merosot untuk pertama kali dalam lima sesi. Harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Maret turun sebanyak 6% menjadi US$ 31,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Turunnya harga minyak terjadi setelah sempat mencatatkan kenaikan skeitar 10,8 persen dalam empat sesi.

Di samping itu, harga minyak Brent menglami pelemahan US$ 1,75 atau 4,9% ke level US$ 34,24 per barel. Analis Forex.com, Fawad Razaqzada mengatakan, penurunan harga minyak dipicu oleh aksi ambil untung.

"Besarnya perbaikan baru-baru ini juga terjadi di tengah tren merosot secara keseluruhan. Harga minyak naik terlalu cepat. Sehingga diharapkan Arab Saudi dan Rusia akan mengurangi produksinya," tuturr dia, Selasa (2/2/2016).

Selain itu, hal lain yang juga menyebabkan harga minyak dunia kembali merosot karena di dorong data ekonomi yang mengecewakan dari China, yang merupakan importir minyak terbesar di dunia.

"Data manufaktur yang lemah juga memberi beban terhadap saham dan minyak. Dunia sedang berusaha untuk mengukur lambatnya pertumbuhan ekonomi China. Kekhawatiran terhadap permintaan global berkorelasi tinggi dengan apa yang terjadi pada bursa saham," ujar Analis Scheneider Electric Robbie Fraser.

Di pekan lalu, harga minyak meningkat di tengah spekulasi Rusia dan Arab Saudi yang sedang mempertimbangkan pengurangan produksi minyak untuk mendukung peningkatan harga. Namun semua kenaikan itu memudar setelah pejabat negara produsen minyak atau OPEC membantah terkait hal tersebut.