Bursa Saham Melemah, Harga Emas Menguat



( 2016-01-26 04:31:02 )

Mengawali pekan ini harga emas berjangka berada di level US$ 1.100 per ounce. Sedangkan harga minyak kembali mengalami tekanan ditambah bursa saham Amerika Serikat (AS) dan dolar melemah telah mendorong harga emas meningkat.

Harga emas untuk pengiriman Februari meningkat 0,8 persen atau US$ 9 menjadi US$ 1.105,30. Harga emas juga sempat naik 0,5 persen di pekan lalu. Sedangkan untuk harga perak naik 19,7 sen atau 1,7 persen menjadi US$ 14.254 per ounce.

"Beberapa permintaan baru terkait harga emas juga telah membantu mengangkat harga emas di tengah bursa saham yang sedang tertekan. Disamping itu, harga minyak turun yang disebabkan aksi jual juga memberi pengaruh terhadap harga minyak," ucap Analis Senior Kitco Jim Wyckoff, yang dilansir dari laman Marketwatch.com, Selasa (26/1/2016).

Ia melanjutkan, kunci lain kembali menguatnya harga emas juga didorong dari indeks dolar AS yang cenderung melemah. Indeks dolar AS turun 0,26 persen terhadap sejumlah enam mata uang utama lainnya.

Selain itu, Direktur Utama Warwick Valley Financial Advisors Ken Ford mengatakan, harga emas akan kembali menguat seiring pasar sadar jika bank sentral AS tetap akan menahan suku bunga.

"Jika keadaan keuangan global masih tetap tertekan, ini merupakan kesempatan yang baik untuk bank sentral AS menahan suku bunga," ujar Ken.

Dengan tetapnya suku bunga dan naik secara bertahap maka dapat membuat stabil dolar AS. Hal itu berdampak positif bagi harga komoditas.

Sementara itu, Editor the Four Pillars, Geoff Goetz, mengatakan, harga emas reli ke level US$ 1.113 per ounce dalam lima hari ke depan dapat mendorong sentimen untuk harga emas.

Jadi pelaku pasar bisa membeli usai harga emas tertekan. Namun, menguatnya harga emas ke level tertinggi hanya berlangsung jangka pendek.