Ekonomi Dunia Sedang Terguncang



( 2016-01-22 10:22:15 )

World Economic Forum yang dilaksanakan di Davos, Swiss, menimbulkan berbagai fakta mencengangkan. Kondisi perekonomian China yang menurun ternyata bukanlah satu-satunya hal yang harus dicemaskan. Para petinggi percayakalau perekonomian dunia memang sedang dalam masalah.

Dikutip dari halaman CNBC, Jumat (22/1/2016), isu terkait perekonomian China masih hangat diperbincangkan. Salah satunya adalah mengenai akumulasi utang China yang cukup besar yang mereka gunakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah krisis keuangan.

Data yang dirilis oleh McKinsey Global Institute mengungkapkan kalau total utang yang dimiliki China meningkat dari 160 persen terhadap total GDP menjadi 280 persen terhadap total GDP yang disebabkan krisis yang melanda. Perekonomian mereka yang sedang melemah pun menjadi kekhawatiran sendiri bahwa utang yang begitu besar ini nantinya akan sulit untuk dipenuhi.

Akan tetapi, China bukan satu-satunya yang harus dikhawatirkan. Menurut The Telegraph, total utang sektor publik dan swasta di negara emerging market (EM) dunia juga meningkat dari 150 persen ke angka 185 persen dari GDP. Sebagian besar takaran utang pihak swasta didominasi oleh dolar AS.

Hal ini diperparah akibat mata uang emerging market yang terus menurun terhadap greenback. Sehingga mengakibatkan, beban utang dalam mata uang lokal pun terus meningkat di tengah melambatnya ekonomi negara-negara emerging market. Di beberapa negara seperti Brasil, kontraksi perekonomian semakin cepat.

Kepala OECD’s review juga mantan Kepala Ekonom Bank for International Settlements, William White, menerangkan bahwa tekanan di sistem keuangan yang ada saat ini bisa lebih dari kondisi perekonomian di tahun 2007.

Oleh sebab itu mereka harus berjuang menyesuaikan terhadap ekonomi global yang sedang terjadi saat ini. White menuturkan bahwa penyesuaian harus segera dilakukan dengan cepat guna mengatasi masalah yang berhubungan dengan ketidakseimbangan global sekarang ini sebelum nantinya badai perekonomian global kembali terjadi.