Pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (14/01) Harga emas naik setelah rally dollar goyah, memajukan daya tarik logam mulia ini sebagai aset yang aman. Saham Asia membuat rally pertama mereka di tahun ini setelah data perdagangan Tiongkok lebih baik dari yang diprediksikan, yang mengusulkan beberapa optimisme bagi perekonomian global.

Harga emas spot naik 0,47 persen di 1.091,86 dollar per troy ons, sedangkan harga emas berjangka AS berada pada 1.091,76 dollar per troy ons, naik 0,46 persen. Emas rally ke sembilan minggu pada $ 1.112 pekan lalu, tapi harapan lebih kenaikan suku bunga menyurutkan permintaan untuk logam mulia karena bertambahnya dollar.

Suku bunga pada bulan Desember telah dinaikkan oleh Federal Reserve dan perhatian kembali teratur ke berapa kenaikan akan mengikuti pada tahun 2016. Dollar goyang terhadap yen dan euro setelah bank sentral Tiongkok menetapkan yuan stabil dan lebih baik dengan data perdagangan Tiongkok yang mendukung mengecilkan sebagian bearish yang menekan negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Tetapi dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan pasar saham masih rentan, analis memandangnya sebagai tidak mungkin bahwa emas akan kehilangan terlalu banyak kerugian.

Di awal tahun ini, Tiongkok mengeluarkan perdagangan emas antar bank sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membuka pasar emas negara dan memajukan investasi keuangan di konsumen terbesar logam mulia di dunia tersebut. Pada hari Senin, Kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa emas yang terbesar di dunia, SPDR New York tercatat Emas saham naik 2,1 ton.

Di antara logam mulia lainnya, harga paladium naik 3,09 persen menjadi $ 484,30 per ons setelah tergelincir ke level terendah 5,5 tahun $ 449,55 pada Selasa. Harga Perak naik 2,79 persen menjadi $ 14,14 per ons, sementara harga Platinum naik 1,2 persen di $ 848,30 per ons. Diperkirakan harga emas berpotensi menurun dengan pemantapan dollar setelah penambahan suku bunga AS dan penambahan berikutnya di tahun 2016 ini.