Dampak Perlambatan Ekonomi China Terhadap Wall Street



( 2016-01-08 03:40:13 )

Bursa saham Amerika Serikat berakhir melemah pada penutupan perdagangan hari Kamis, (7/1/2016) waktu setempat. Hal ini merupakan dampak dari ke khawatiran lambatnya ekonomi China yang terus berlanjut. Para investor mengalami kerugian mencapai US$ 1 triliun yang terlihat pada sesi sebelumnya.

Dow Jones Industrial Average melemah 392 poin atau 2.32% ke 16.513. S&P 500 turun 47 poin, atau 2,37% ke 1.943, sedangkan untuk Nasdaq Composite kehilangan 145 poin, atau 3,03% ke 4.689.

Semua 10 S&P 500 sektor berada di wilayah negatif hal ini disebabkan teknologi dan bahan baku yang alami kemerosotan lebih dari 2%.

Kondisi ini tak terlepas dari keresahan terkait pertumbuhan dan devaluasi mata uang China yang memantul melalui pasar global pada hari Kamis sebelum regulator melangkah untuk mencoba dan menenangkan kekhawatiran ini.

Untuk kedua kalinya dalam pekan ini, pasar ekuitas China terganjal apa yang mereka namakan pemutus sirkuit, mekanisme yang digunakan untuk mencegah terjadinya panic selling, hanya 30 menit sebelum mulainya perdagangan. Akan tetapi regulator memiliki pikiran kedua waktu setelah perdagangan dihentikan, hingga pada akhirnya memutuskan untuk menangguhkan pemutus sirkuit, yang sudah ditambahkan ke volatilitas sepanjang tahun ini.

Andy Kapyrin, Direktur Penelitian Atlantic menyampaikan bahwa hal itu akan membantu untuk menenangkan pasar global.

"Ini akan menghapus insentif yang mempercepat pintu pada hari penurunan," ujarnya dikutip dari Fox, Jumat (8/1/2016).

"China membuat pemutus sirkuit ini pada tahun lalu, akan tetapi masalahnya adalah mereka membuat itu terlalu ketat. Di AS, kami hanya menghentikan perdagangan saat saham melemah sebesar 20%. Di China, mereka mengaturnya pada 7%. Memiliki pemutus sirkuit yang terlalu ketat mamp menimbulkan potensi kecelakaan sebab bisa membuat semua orang lari ke keluar, tapi 'pintu' begitu besar. " pungkasnya.