Perlambatan Ekonomi China Berdampak Pada Melemahnya Bursa Asia



( 2016-01-07 05:49:54 )

Kekhawatiran tentang ekonomi China dan anjloknya harga minyak dunia yang membebani kepercayaan investor, menyebabkan saham Asia berada di level yang lebih rendah pada perdagangan Kamis (7/1/2016).

Ekonomi terbesar kedua di dunia tengah melambat, dan mata uang yuan juga sedang melemah. Kecemasan akan perlambatan ekonomi China dikhawatirkan akan terus berlanjut lebih lama dan memicu gelombang devaluasi mata uang di kawasan Asia.

Sementara itu di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan, harga minyak mentah Brent mencapai posisi terendah dalam 11 tahun terakhir.

Indeks saham Nikkei turun 0,2% ke 18.154.69. Investor tetap khawatir karena bank sentral China menetapkan mata uang yuan semakin melemah selama tujuh hari berturut-turut, mendorong yuan turun ke level terendah sejak perdagangan dimulai pada tahun 2010.

Data manufaktur yang mengecewakan pada hari Senin juga telah mendorong indeks daratan untuk terjun 7 persen, memicu ekuitas global melakukan aksi jual.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,4 persen menjadi 5.104.10 karena saham energi membebani pasar.

Saham Woodside Petroleum turun lebih dari 2 persen karena harga minyak turun setelah data menunjukkan penumpukan mengejutkan stok bensin AS, mendorong kekhawatiran kelebihan pasokan global yang terus meningkat.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen menjadi 1.921.36 poin akibat ketegangan geopolitik setelah uji coba nuklir Korea Utara.