Pembukaan Perdagangan Saham Tahun 2016 Oleh Presiden Jokowi, IHSG Berada Pada Posisi 4.572



( 2016-01-04 10:29:56 )

Mengawali pembukaan perdagangan saham di tahun 2016, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah. Pembukaan perdagangan di awal tahun ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Senin (4/1/2016), IHSG turun 12,84 poin atau 0,28 persen ke level 4.580,06. Melemahnya IHSG pun berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB. IHSG turun 22,88 poin atau 0,44 persen ke level 4.572,23.

Indeks saham LQ45 melemah 0,67 persen ke level 786,47. Seluruh indeks saham acuan kompak berada di jalur merah pada Senin pagi ini. Ada sebanyak 79 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah. Sedangkan 38 saham menguat dan 38 saham lainnya diam di tempat.

IHSG sempat menginjak level tertinggi 4.580,32 dan terendah 4.568,31. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.417 kali dengan volume perdagangan saham 91,99 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 125,05 miliar.

Secara sektoral, sepuluh sektor saham secara bersamaan melemah. Sektor saham perkebunan turun 0,14 persen. Sektor saham perdagangan melemah 0,60 persen dan sektor saham konstruksi turun 0,55 persen.

Menurut data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan investor lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 2 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham diantaranya saham GOLL naik 21,62 persen ke level Rp 90 per saham, saham NIPS mendaki 9,88 persen ke level Rp 467 per saham dan saham PNBS naik 7,20 persen ke level Rp 268 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah diantaranya saham BTEK turun 10 persen ke level Rp 1620 per saham, saham SUGI turun 10 persen ke level Rp 423 per saham, dan saham MASA melemah 9,97 persen ke level Rp 316 per saham.

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) di awal tahun ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pembukaan BEI dengan ini saya nyatakan dibuka dan dimulai, kata Jokowi dan dilanjutkan dengan menekan bel tanda pembukaan perdagangan.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa pada 2015 kemarin merupakan tahun yang sangat berat bagi semua industri termasuk juga industri pasar modal. Tahun 2015 adalah tahun yang penuh tantangan, terutama sektor keuangan, karena banyak hal yang kita hadapi seperti perlambatan ekonomi dunia, ketakutan suku bunga the Fed.

Namun ia meminta agar di 2016 ini dipandang dengan optimis. Pasalnya, meskipun tahun 2015 kemarin banyak tantangan namun bisa dilewati dengan baik.

Saya optimsitis tahun 2016 kita akan jauh lebih baik dari kemarin. Banyak orang ragu mengenai realisasi APBN setiap hari bisa tanya kepada menko Ekonomi dan Menteri Keuangan, setiap pagi saya cek, saya kontrol penerimaan seperti apa, karena bapak ibu banyak ragu itu," jelasnya.

Analis PT Firs Asia Capital, David Sutyanto mengatakan, pelaku pasar akan mencermati data-data makro ekonomi yang akan dirilis pada hari ini seperti data manufaktur, inflasi dan data kepercayaan konsumen bulan Desember. Apabila data tersebut positif, maka tidak tertutup kemungkinan pada awal perdagangan tahun ini IHSG berpotensi mengalami January Effect.

January Effect merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada pasar modal yang ditandai dengan menguatnya harga-harga saham di bulan Januari. Adapun sektor-sektor yang berpotensi mengalami penguatan adalah sektor konstruksi, semen dan infrastruktur.