Akibat Harga Pangan, Inflasi Desember Meningkat Tajam



( 2016-01-04 05:53:31 )

Pertumbuhan inflasi pada bulan Desember 2015 diprediksi mengalami pelonjakan yang disebabkan momen libur Natal dan Tahun Baru. Estimasi tersebut akan menarik pergerakan inflasi tahunan (year on year/YoY) meskipun masih di bawah target inflasi yang telah di patok pemerintah dalam APBN-P 2015 sebesar 5 persen.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution memperkirakan, inflasi yang terjadi pada Desember tahun ini sebesar 0,65 persen atau meningkat dibanding realisasi pada bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi 0,21 persen. Sementara untuk ramalan inflasi 2015 sebesar 3,04 persen.

"Tekanan inflasi yang terjadi di bulan Desember ini meningkat disebabkan faktor musim serta Hari Raya Natal dan momen liburan tahun baru. Natal dan musim liburan mengakibatkan harga makanan, sandang dan (tarif) transportasi cenderung naik," jelas Damhuri.

Kemudian yang dimaksud dengan faktor musim, ujarnya, mencakup musim paceklik (musim tanam, bukan musim panen) sehingga menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok meningkat secara signifikan. "Akan tetapi kondisi ini akan kembali normal saat panen raya yang dimulai akhir Februari nanti sampai April 2016," jelas Damhuri. Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto lebih percaya diri dalam mengantisipasi inflasi tahunan yang rendah dengan kisaran angka di bawah 3 persen. "Inflasi pada Desember ini sebesar 0,6 persen dan untuk inflasi 2015 akan mencapai 2,9 persen (YoY)," ujarnya.

Inflasi tahunan di 2015 sebesar 2,9 persen, Ryan mengaku, hal ini terjadi akibat melemahnya daya beli masyarakat. Sehingga mengakibatkan dorongan terhadap konsumsi masyarakat pun ikut menurun dan menyebabkan inflasi 2015 rendah. "Hal ini tergambar dari konsumsi rumah tangga yang bertambah di bawah 5 persen secara tahunan," terang Ryan.

‎Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memprediksikan, pertumbuhan inflasi Desember 2015 mencapai 0,61 persen dan 3 persen untuk inflasi tahunan pada 2015. Ia menuturkan, inflasi bulanan di Desember mengalami peningkatan yang didorong oleh kenaikan harga bahan pangan pokok di akhir tahun lalu seiring dengan momen Natal dan Tahun Baru.

"Beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, daging ayam, bawang merah dan beras juga mengalami peningkatan harga. Bersamaan dengan itu, tarif transportasi udara juga cenderung naik seiring dengan musim liburan akhir tahun," terangnya.

Disamping itu, Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, momen Natal dan libur panjang sekolah yang bersamaan berdampak pada lonjakan harga bahan pangan, seperti beras, gula, daging, telur, dan komoditas lain serta tarif transportasi maupun makanan jadi. Sehingga ia memproyeksikan inflasi Desember 2015 sekitar 0,3 persen-0,4 persen dan inflasi tahunan di bawah 5 persen.

"Inflasi tertinggi biasanya didapat dari harga energi dan pangan. Harga energi sekarang ini sudah relatif turun, namun harga pangan masih bergejolak diakibatkan pasokan dan distribusi. Jadi ini merupakan pertaruhan pemerintah untuk dapat menstabilkan harga pangan di 2016. Jika tak mampu, maka tak ada harapan lagi inflasi dapat terkendali," pungkas Enny.