Jelang Putusan The Fed, IHSG Bakal Perkasa



( 2018-12-19 03:55:56 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan saham Rabu (19/12/2018). IHSG diperkirakan melaju positif dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.002-6.355.
Meski investor kini tengah menanti hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, Analis memprediksi IHSG akan berada di zona hijau. Itu diperkuat dimana dalam jangka panjang, IHSG masih menunjukan pola uptrend (naik).
Jadi jika terjadi momentum koreksi, hal ini masih bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang. Adapun IHSG berpeluang naik di kisaran 6.002-6.355.
Sementara itu, dari sisi eksternal, investor kini kecewa pada pidato Presiden Tiongkok Xi Jinping yang tidak menawarkan komitmen baru untuk membuka dan merangsang pertumbuhan ekonomi. Investor pun diperkirakan masih akan menunggu hasil pertemuan rapat The Fed hingga esok hari.
Terutama hasil pertemuan The Fed mengenai outlook pertumbuhan ekonomi dan sikap pada suku bunga guna mengimbangi inflasi yang lebih cepat.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Namun, pelemahan IHSG itu terbatas di tengah maraknya aksi jual investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (18/12/2018), IHSG melemah tipis 7,43 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.081,86. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,04 persen ke posisi 970,73. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 216 saham melemah sehingga menekan IHSG. 168 saham menguat dan 140 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.081,86 dan terendah 6.014,79.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 367.630 kali dengan volume perdagangan 14,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,3 triliun.
Investor asing lepas saham Rp 860,38 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.511.
Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham tambang turun 1,16 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 1,13 persen, dan sektor saham keuangan merosot 0,40 persen.
Sementara itu, sektor saham aneka industri naik 0,77 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,75 persen dan sektor saham manufaktur menanjak 0,32 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham GLOB menanjak 24,82 persen ke posisi Rp 352 per saham, saham AGRS mendaki 24,35 persen ke posisi Rp 286 per saham, dan saham KICI naik 18,52 persen ke posisi Rp 320 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SDRA turun 11,76 persen ke posisi Rp 750 per saham, saham POLL susut 11,93 persen ke posisi Rp 1.550 per saham, dan saham ETWA melemah 8,86 persen ke posisi Rp 72 per saham.
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,05 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,43 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,82 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand turun 1,1 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,82 persen, indeks saham Singapura susut 1,9 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 0,70 persen.