Dolar AS Terpuruk, Harga Emas Naik



( 2018-11-23 02:01:44 )

Harga emas menguat ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan karena investor mencari perlindungan dari kelemahan di pasar keuangan pada kekhawatiran pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dari Reuters, pada hari Jumat (23.11.2018, harga emas di pasar spot mengalami kenaikan sebesar 0,2 persen menjadi USD 1.228,39 per ounce, meskipun gerak emas terkendali saat liburan Thanksgiving di AS.

Harga pada hari Rabu telah mencapai puncaknya di level USD 1.230,07 per barel, level tertinggi sejak 7 November. Harga emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1.228,9.

Dolar jatuh untuk hari kedua berjalan, sementara pasar saham Eropa melemah ke zona merah karena kekhawatiran investor meningkat tentang perlambatan pertumbuhan global.

"Pelemahan pasar saham cenderung mendukung pasar emas, mengingat ketidakpastian yang berlaku di pasar," kata analis Saxo Bank Ole Hansen, menambahkan dolar yang lemah juga mengangkat harga emas.

Logam mulia bisa makin melejit jika dolar melemah lebih lanjut, membuat emas lebih murah untuk pembeli pegang mata uang lainnya, kata analis.

Pasar mengharapkan the Fed untuk menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember, tetapi kekhawatiran tentang potensi perlambatan global menimbulkan keraguan tentang jumlah kenaikan suku bunga tahun depan.

Investor kini melihat ke depan untuk pertemuan yang akan datang antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di KTT G20 bulan ini di Argentina.

Harga emas telah pulih sekitar 6 persen dari posisi terendah dalam 19 bulan pada pertengahan bulan Agustus.

"Ada posisi short spekulatif besar yang perlu ditutupi, oleh karena itu kami mengharapkan harga emas akan terus meningkat menjelang akhir tahun," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Di antara logam mulia lainnya, perak turun 0,2 persen menjadi USD 14,46 per ounce, melayang dekat tertinggi dua minggu yang dicapai pada sesi sebelumnya. Platinum melonjak 1 persen menjadi USD 849,1, sementara paladium stabil USD 1.148,41.