Masalah Arab Saudi dan Italia Menjadi Pemicu Pelemahan Wall Street



( 2018-10-19 02:32:58 )

Wall street ditutup menurun lebih dari 1 persen dipicu dengan keluarnya peringatan Komisi Eropa mengenai anggaran Italia. Serta, kekhawatiran investor tentang kemungkinan ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Kondisi ini semakin mengurangi minat investor untuk mengambil risiko di tengah ketegangan perdagangan global dan meningkatnya tarif impor.

Melansir laman Reuters, indeks acuan S & P 500 ditutup tepat di atas rata-rata pergerakan selama 200 hari.

Tercatat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 327,23 poin, atau 1,3 persen, menjadi 25.379,45. Adapun indeks S&P 500 kehilangan 40,43 poin, atau 1,4 persen, menjadi 2,768.78 dan Nasdaq Composite turun 157,56 poin, atau 2,1 persen, menjadi 7.485,14.

Untuk sektor saham teknologi dan konsumsi pada indeks S & P 500 turun lebih dari 2 persen. Begitu pula saham teknologi pada indek Nasdaq. Di antara sektor-sektor utama pada indeks S&P, hanya utilitas dan real estate, yang terhindar dari kerugian.

Indeks utama Wall Street sempat menguat pada awal perdagangan di pagi hari. Namun indeks kemudian berbalik arah jatuh seiring penutupan pasar Eropa.

Terpantau, imbal hasil obligasi Italia melonjak setelah Komisi Eropa menganggap rancangan anggaran negara itu untuk tahun depan telah melanggar aturan Uni Eropa (UE).

Wall street kembali melemah setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menarik diri dari konferensi investasi di Arab Saudi. Sementara untuk Gedung Putih menunggu hasil investigasi terhadap hilangnya jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Keputusan Mnuchin memicu kekhawatiran akan potensi ketegangan dalam hubungan AS-Saudi. Ini terutama jika para pemimpin Saudi diketahui terlibat dalam penghilangan Khashoggi.

Investor khawatir jika nantinya Arab Saudi akan mendapatkan sanksi. Hal itu bisa membatasi pasokan minyak dan mendorong kenaikan harga energi.

"Segera setelah berita itu keluar, penjualan meningkat," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi di SlateStone Wealth LLC di New York.

Saham AS juga dibuka lebih rendah dipicu kejatuhan pasar saham China. Kondisi ini memicu kekhawatiran baru tentang dampak ketegangan perdagangan pada ekonomi China.

Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga setelah rilis rapat Komite Pasar Terbuka Federal yang akan rabu ikut menekan indeks utama Wall Street.

"Ini adalah penyebab yang biasa, yaitu perang dagang dan kenaikan suku bunga," kata Brendan Erne, Direktur Implementasi Portofolio Personal Capital di San Francisco.

Kedua faktor tersebut tercermin dalam laporan pendapatan yang lemah dari pembuat perusahaan pembuat jet Cessna Textron Inc dan perusahaan penyewaan peralatan United Rentals Inc.

Saham Textron turun 11,3 persen dan saham United Rentals turun 15,0 persen. Sementara untuk saham Sealed Air Corp turun 8,3 persen setelah perusahaan ini memangkas prospek laba setahun dipicu harga bahan baku dan biaya pengapalan yang lebih tinggi.

Sementara perusahaan yang masih mencatatkan harga saham positif adalah Philip Morris International Inc. Harga sahamnya naik 3,5 persen setelah laba dan penjualan pembuat rokok Marlboro ini melampaui perkiraan analis.

Pada perdagangan kali ini, volume di bursa AS mencapai 7,79 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,95 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.