Kekhawatiran Penurunan Pasokan Mendorong Kenaikan Harga Minyak



( 2018-10-17 02:26:18 )

Harga minyak mengalami kenaikan yang tipis pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak adanya kekhawatiran pasokan minyak mentah dapat terganggu oleh sanksi AS kepada Iran dan meningkatnya ketegangan AS dengan Saudi Arabia.

Mengutip Reuters, pada hari Rabu (17.10.2018), harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 63 sen atau 0,8 persen dan ditutup menetap di USD 81,41 per barel. Sementara untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri sesi dengan naik 14 sen menjadi USD 71,92 per barel.

Senator AS Lindsey Graham menuduh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi dan mengatakan pangeran itu membahayakan hubungan dengan AS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan putra mahkota Saudi bermaksud untuk memperluas penyelidikan terhadap hilangnya Khashoggi dan bahwa pangeran tidak tahu apa yang terjadi di konsulat Turki di mana Khashoggi menghilang.

"Fokus dalam perdagangan minyak selama beberapa minggu ke depan kemungkinan akan terjadi di Iran dan Arab Saudi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates.

Sebelumnya, Trump telah mendesak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk meningkatkan produksi guna membantu menutupi kekurangan karena sanksi baru AS terhadap Iran.

Pasar telah didukung oleh laporan bahwa ekspor minyak mentah Iran mungkin jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan menjelang batas waktu pengenaan sanksi yaitu tanggal 4 November.

Pekan lalu, harga minyak merosot karena pasar saham global jatuh, tetapi pemulihan di pasar keuangan, didorong oleh pertumbuhan laba membantu memberikan dukungan terhadap harga minyak.

Harga minyak mengalami kenaikan juga didukung oleh data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah AS.

Stok turun 2,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan perkiraan para analis yang terjadi kenaikan 2,2 juta barel.