Rupiah Menguat ke Posisi 15.185 per Dolar AS



( 2018-10-09 02:34:13 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak di zona hijau di tengah tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (8/10/2018), IHSG menguat 29,13 poin atau 0,51 persen ke posisi 5.761,07. Indeks saham LQ45 menanjak 0,69 persen ke posisi 904,13. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 167 saham menguat sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 216 saham melemah dan 122 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.794 dan terendah 5.728,63.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 360.296 kali dengan volume perdagangan saham 12,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 657,77 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 15.185.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri turun 1,15 persen, sektor saham tambang melemah 0,63 persen, sektor saham perdagangan susut 0,32 persen dan sektor saham pertanian terpangkas 0,17 persen.
Sektor saham barang konsumsi naik 2,13 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur menguat 1,21 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,49 persen. Saham-saham yang menguat antara lain saham SPAX menguat 25 persen ke posisi Rp 725 per saham, saham KPAS melonjak 24,65 persen ke posisi Rp 354 per saham, dan saham SURE mendaki 24,43 persen ke posisi Rp 326 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham PANI melemah 25 persen ke posisi Rp 192 per saham, saham PNSE merosot 21,35 persen ke posisi Rp 755 per saham, dan saham DIGI susut 16,67 persen ke posisi Rp 650 per saham.
IHSG pun mampu menguat di tengah laju bursa saham Asia yang tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,39 persen, indeks saham Thailand susut 1,21 persen. Kemudian indeks saham Shanghai merosot 3,72 persen, dan catatkan penurunan terbesar, indeks saham Singapura melemah 0,88 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,58 persen.
Apresiasi para pelaku pasar terhadap stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan membuat pergerakan IHSG menguat. Hal ini terjadi di tengah rupiah depresiasi ke posisi 15.200 per dolar AS. Sentimen positif berasal dari faktor penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meetings di Bali yang diyakini akan berjalan dengan kondusif sehingga dapat menghasilkan resolusi yang komprehensif dalam rangka jaga stabilitas pertumbuhan ekonomi global.
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tembus 15.200.
Pada penutupan sesi pertama, Senin 8 Oktober 2018, IHSG menguat 22,19 poin atau 0,39 persen ke posisi 5.754,13. Indeks saham LQ45 menguat 0,61 persen ke posisi 903,40. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Sebanyak 169 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 169 saham melemah dan 132 saham diam di tempat. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.65,67 dan terendah 5.728,63.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 193.668 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 219,49 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.203
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham pertanian melemah 0,55 persen, sektor saham aneka industri susut 0,53 persen, sektor saham tambang turun 0,35 persen dan sektor saham perdagangan melemah 0,07 persen.
Sementara itu, sektor saham barang konsumsi menguat 1,32 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur menanjak 0,84 persen dan sektor saham industri dasar menguat 0,58 persen. Saham-saham yang menguat antara lain saham SPAX menguat 25 persen ke posisi Rp 725 per saham, saham KPAS menanjak 24,65 persen ke posisi Rp 354 per saham, dan saham SURE melonjak 24,43 persen ke posisi Rp 326 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PANI melemah 24,61 persen ke posisi Rp 193 per saham, saham DIGI merosot 21,79 persen ke posisi Rp 610 per saham, dan saham INRU turun 14,29 persen ke posisi Rp 480 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,59 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,31 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,58 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 282 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Diikuti indeks saham Singapura susut 0,45 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,54 persen.