Gejolak Perdagangan Meningkat Membuat Wall Street Jatuh



( 2018-07-20 02:12:33 )

Wall Street ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pelemahan dipicu oleh hasil laporan laba perusahaan yang mengecewakan dan meningkatnya gejolak perdagangan, seiring kekhawatiran jika Uni Eropa (UE) bisa mengenakan tarif pembalasan atas barang-barang impor dari Amerika Serikat.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 134,79 poin, atau 0,53 persen, menjadi 25.064,5. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 11,13 poin, atau 0,40 persen, menjadi 2.804,49 dan Nasdaq Composite turun 29,15 poin, atau 0,37 persen, menjadi 7,825.30.

Investor khawatir karena pejabat dari Komisi Perdagangan Uni Eropa, yang dijadwalkan menggelar pertemuan di Washington pekan depan untuk membicarakan perdagangan, dikatakan sedang mempersiapkan daftar tindakan balasan untuk menanggapi pengenaan tarif AS yang diusulkan bagi produk mobil Uni Eropa.

Produsen kendaraan mengatakan pengenaan tarif pada mobil dan suku cadangnya dapat meningkatkan harga kendaraan sebesar USD 83 miliar per tahun. Pada perdagangan kali ini, saham Ford Motor Co (F.N) dan General Motors Co (GM.N) masing-masing turun 0,5 persen dan 1,4 persen.

Laporan Beige Book Federal Reserve juga menunjukkan jika para pengusaha sangat khawatir tentang dampak dari sengketa perdagangan tersebut.

"Jika ini berakhir dengan perang dagang yang berlarut-larut, itu akan menjadi berita buruk," kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Senior di Wedbush Securities di San Francisco.

Pasar juga dipengaruhi oleh hasil laporan perusahaan yang turun. Seperti saham eBay (EBAY.O) yang tercatat turun 10,1 persen setelah laporan laba yang mengecewakan. Ini menjadi salah satu hambatan terbesar pada indeks Nasdaq dan S & P 500.

Kemudian untuk saham American Express Co (AXP.N) tercatat merosot 2,7 persen setelah perusahaan kartu kredit melaporkan kenaikan biaya karena peningkatan pengeluaran pada program hadiahnya.

Sektor keuangan tercatat mencapai persentase penurunan terbesar dalam indeks S & P 500, dengan melemah 1,4 persen.

Di sektor perbankan, saham JPMorgan (JPM.N), Bank of America (BAC.N) dan Citigroup (C.N) semuanya turun lebih dari 1 persen.

Saham Bank of New York Mellon (BK.N) jatuh 5,2 persen setelah mengatakan kehilangan dua klien. Sementara Travelers Cos (TRV.N) menjadi hambatan terbesar bagi Dow Jones. Sahamnya jatuh 3,7 persen setelah laba perusahaan turun dikaitkan akibat badai.

Namun masih ada saham yang mencapai kenaikan. Seperti saham International Business Machines Corp (IBM.N) naik 3,3 persen karena bisnis baru membantu perusahaan

Kemudian saham Comcast Corp (CMCSA.O) naik 2,6 persen di tengah berita bahwa perusahaan kabel itu telah menghentikan mengejar aset perusahaan Twenty-First Century Fox (FOXA.O) untuk fokus pada tawarannya pada Sky Plc (SKYB.L).

Di sisi lain, indeks dolar sempat mencapai level tertinggi dalam satu tahun, memperkuat kekhawatiran bahwa penguatan greenback bisa melukai hasil kinerja perusahaan multinasional AS. Tetapi dolar kemudian melemah usai Presiden Donald Trump menyatakan keprihatinan tentang penguatan mata uang.

Di bidang ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun pekan lalu ke posisi terendah dalam lebih dari 48,5 tahun karena pasar tenaga kerja terus menguat.

Volume perdagangan di bursa AS kali ini mencapai 6,29 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,46 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.