Ancaman Perang Dagang Tambah Memanas Bebani Wall Street



( 2018-07-12 02:16:45 )

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah usai menguat selama empat hari berturut-turut. Hal ini dipicu dengan kekhawatiran investor terhadap ancaman pemerintahan AS mengenakan tarif baru impor barang China senilai USD 200 miliar sehingga menambah ancaman perang dagang.

Di sisi lain, harga minyak melemah mendorong sektor saham energi tertekan. Pada penutupan perdagangan saham pada hari Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 219,21 poin atau 0,88 persen ke posisi 24.700,45. Indeks saham S&P 500 tergelincir 19,82 poinatau 0,71 persen ke posisi 2.774,02. Indeks saham Nasdaq susut 42,59 poin atau 0,55 persen ke posisi 7.716,61.

China merespons ancaman Presiden AS Donald Trump dengan menuduh AS mengintimidasi. China pun memperingatkan akan membalas AS.

Investor mengatakan, sentimen perang dagang akan mereda seiring fokus terhadap rilis kinerja keuangan kuartal II.Laporan keuangan dari JP Morgan Chase dan bank besar lainnya akan rilis pada hari Jumat pekan ini.

"Situasi perdagangan mengkhawatirkan tetapi tidak ada lagi yang akan segera terjhadi. Sentimen itu akan mereda sementara dan kini investor fokus terhadap kinerja keuangan. Investor mencari kinerja keuangan perusahaan yang kuat tetapi ada potensi kecewa," ujar John Carey, Manager Portofolio Amundi Pioneer Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, pada hari Kamis (12.07.2018).

Berdasarkan data Reuters, analis memperkirakan bahwa pendapatan perusahaan S&P 500 tumbuh 21 persen. Sejumlah saham pun terpukul imbas perselisihan sektor perdagangan tersebut. Saham Boeing, 3M, dan Caterpilar melemah, hingga jadi hambatan terbesar indeks saham Dow Jones sehingga menekan wall street.

Sektor saham material pun terkena pengaruh perselisihan sektor dagang. Saham Freeport-McMoran turun 3,9 persen karena harga tembaga mencapai titik terendah dalam satu tahun. Selain itu, sektor saham energi S&P 500susut 2,2 persen dan memimpin penurunan sektor saham di wall street.

Ini imbas harga minyak AS melemah lima persen akibat eskalasi sengketa perdagangan dan harapan pasokanyang meningkat. Ini karena Libya akan kembali buka pelabuhan.Saham produsen chip yang bergantung pada China pun tertekan dengan indeks semicon ductor Philadelphia tergelincir 2,6 persen.

Akan tetapi, penurunan pasar ini tidak setajam apa yang terlihat pada akhir bulan Maret dan awal bulan April. Ini ketika retorika perang dagang yang meningkat antara China dan Amerika Serikat menyebabkan S&P jauth lebih dari dua persen.

Analis menilai bursa saham juga dipengaruhi spekulasi pemerintahan Trump bisa berubah pikiran pada akhir bulan Agustus ketika tarif tersebut mulai berlaku. Sektor saham utilitas pun satu-satunya yang berada di wilayah positif dengan naik 0,9 persen.

Saham Twenty-First Century Fox melemah empat persen usai menaikkan tawarannya untuk Sky Inggris. Ini melihat dari tawaran saingannya Comcast. Saham Comcast pun naik 1,3 persen.Volume perdagangan saham tercatat 6 miliar saham di wall street. Angka ini lebih rendah dari rata-rata harian 6,9 miliar saham untuk 20 hari perdagangan.