Laporan Keuangan Emiten Positif, Wall Street Menguat Tipis



( 2018-04-26 01:57:57 )

Wall street menguat tipis pada penutupan perdagangan hari Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong utama penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adallah optimisme laporan keuangan emiten yang mampu mengimbangi kekhawatiran pembengkakan biaya perusahaan karena kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 berakhir naik tipis sedangkan Nasdaq membukukan kerugian beruntun kelima kalinya karena terbebani oleh saham teknologi.

Mengutip Reuters, pada hari Kamis (26.04.2018), indeks Dow Jones Industrial Average mengalami kenaikan sebesar 59,7 poin atau 0,25 persen menjadi 24.083,83. Indeks S&P 500 naik 4,84 poin atau 0,18 persen menjadi 2.639,4. Sedangkan Nasdaq Composite turun 3,62 poin atau 0,05 persen menjadi 7.003,74.

Pendorong penguatan dua indeks utama di AS tersebut karena keyakinan investor bahwa kebijakan pemotongan pajak yang telah dikeluarkan oleh Presiden AS DOnald Ttrump pada akhir tahun lalu akan sangat berdampak kepada kinerja perusahaan di kuartal I di tahun 2018 ini.

"Namun keyakinan tersebut masih sedikit terbentur dengan beberapa sentimen lain seperti kenaikan suku bunga," jelas kepala ekonom Economic Outlook Group, Princeton, New Jersey, Bernard Baumohl.

Imbal hasil surat utang pemerintah AS berjangka waktu 10 tahun sudah menyentuh angka 3 persen sehingga mendorong kenaikan bunga obligasi korporasi. Tentu saja hal tersebut membuat beban atau biaya perusahaan ikut melonjak.

Saham boeing naik 4,2 persen setelah perusahaan mambukukan laba yang lebih baik dari perkiraan analis karena penjualan pesawat komersial yang kuat.

Namun, saham twitter turun 2,4 persen setelah perusahaan media sosial tersebut memperkirakan akan terjadi perlambatan pertumbuhan pendapatan dan peningkatan biaya.

Facebook naik dalam perdagangan after-market setelah perusahaan media sosial ini melaporkan pendapatan yang mengalahkan ekspektasi Wall Street.

Comcast naik 2,7 persen setelah perusahaan kabel terbesar AS itu mengkonfirmasi tawaran USD 31 miliar untuk Sky dan juga karena laporan laba yang lebih baik dari perkiraan.