IHSG Berpeluang Menghijau, Awasi Pilihan Saham Ini



( 2018-03-12 02:01:57 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Aliran dana investor asing diharapkan kembali masuk ke pasar saham sehingga mengangkat IHSG.

Menurut salah satu Analis dari PT Indosurya Sekuritas, yang bernama William Suryawijaya menuturkan, bahwa IHSG masih akan ditopang oleh fundamental ekonomi yang stabil terutama dilihat dari data ekonomi yang dirilis.

Hal itu dapat menjadi sentimen untuk mendorong minat investror berinvestasi masih cukup tinggi. Ini jika melihat IHSG yang masih terus berpotensi menguat.Selain itu, aliran dana investor asing juga diharapkan dapat kembali untuk memperkuat kenaikan IHSG.

William menambahkan, rilis data penjualan kendaraan roda dua dan pertumbuhan kredit juga akan bayangi IHSG."IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.345-6.578," ujar William dalam ulasannya, pada hari Senin (12.03.2018).

Sementara itu, menurut salah satu Analis dari PT Reliance Sekuritas yang bernama Lanjar Nafi mengatakan, bahwa IHSG akan menguat terbatas pada awal pekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.380-6.510.

"IHSG terkonsolidasi seakan momentum arah balik kurang begitu kuat dibandingkan indikasi penurunan. Meski pun demikian potensi penguatan cukup terbatas melihat pergerakan masih tertahan pada level moving average lima harian," jelas dia.

Untuk saham-saham yang masih dapat diperhatikan antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Sedangkan William memilih saham BBNI, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Pada penutupan perdagangan saham di hari Jumat pekan lalu, IHSG melemah 9,7 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.433,21 usai IHSG terkonsolidasi.

Sektor saham aneka industri menekan IHSG dan industri dasar menjadi penahan. Lanjar menilai, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, inflasi dan prospek suku bunga menjadi faktor kekhawatiran investor. Investor asing melakukan aksi jual Rp 938,20 miliar.