Wall Street Menguat, Bursa Saham asia Masih Landai



( 2018-02-12 03:18:43 )

Mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak variasi setelah Wall Street ditutup menguat pada perdagangan di hari Jumat pekan lalu. Laju bursa saham Asia pun terimbas kenaikan tipis harga minyak mentah dunia pasca mencatatkan penurunan beruntun dalam enam hari.

Mengutip CNBC, Jakarta, pada hari Senin (12.02.2018), indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,54 persen pada perdagangan saham awal pekan ini. Saham-saham teknologi memimpin, antara lain saham Samsung Elektronics berhasil rebound 1,43 persen, saham SK Hynix menguat 0,82 persen. Disusul sektor saham keuangan terkerek naik.

Sedangkan untuk sektor saham industri kapal berguguran. Saham perusahaan pembuat kapal, seperti Samsung Heavy Industries turun turun 1,81 persen, dan saham Hyundai Heavy Industries bergerak di tempat setelah laporan pendapatan perusahaan yang turun pada kuartal IV- 2017.

Indeks saham Australia, ASX 200 tergelincir 0,64 persen karena penurunan pendapatan perusahaan terus berlanjut. Sektor saham energi tercatat merosot 1,06 persen, Santos turun 1,24 persen, dan saham Beach Energy anjlok 3,31 persen.

Saham-saham produsen emas pun tumbang, antara lain Newcrest Mining and Evolution Mining masing-masing turun 1,22 persen dan 3,23 persen. Sektor saham ritel anjlok 4,7 persen.

Sementara itu, bursa saham Jepang tutup karena hari libur nasional.

Bursa saham Asia mengalami tekanan cukup berat pada pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 2,32 persen pada Jumat pekan lalu. Penurunan tajam dialami indeks Nikkei yang susut 11,38 persen dari level tertinggi 52 mingguan.

Indeks Shanghai jatuh 12,75 persen, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 11,88 persen. Pelemahan tajam itu dipengaruhi sentimen kekhawatiran investor atas kenaikan suku bunga global.

Pasar saham global mengalami kejatuhan mulai awal bulan Februari. Indeks Dow Jones harus kehilangan 666 poin setelah ada laporan data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu naik 330,44 poin atau 1,38 persen ke posisi 24.190 pada akhir pekan lalu. Wall street mampu menguat usai alami penurunan terburuk selama sepekan. Penurunan itu terbesar dalam dua tahun.

"Imbal hasil obligasi kemungkinan akan kembali menguat dan ketidakpastian tidak dapat dihindari," ujar Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Oliver.

Yang perlu diperhatikan pula langkah Presiden AS, Donald Trump yang sudah meneken rencana anggaran sekitar US$ 300 miliar dan telah sah menjadi Undang-undang (UU).

Dalam sepekan terakhir, harga minyak stabil setelah terus tenggelam karena kenaikan produksi minyak di AS dan penguatan kurs dolar AS.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis 0,29 persen menjadi US$ 59,37 per barel. Sebelumnya harga minyak WTI berada di bawah level US$ 59 per barel, lalu naik untuk pertama kalinya. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,06 persen di posisi US$ 62,83 per barel. Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya di posisi 90,35. Sedangkan terhadap yen stabil berada di posisi 108,77.