Penguatan Dolar AS Tekan Harga Minyak Dunia



( 2018-02-07 02:23:06 )

Harga minyak turun untuk hari ketiga pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena dolar Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi usai aksi jual di Wall Street.

Meskipun telah mengalami penurunan pada perdagangan hari Rabu, pasar minyak masih membukukan kinerja positif jika diakumulasikan sejak awal tahun. Bahkan setelah Wall Street mengalami penurunan terbesar sejak tahun 2011.

Mengutip Reuters, pada hari Rabu (07.02.2018), harga minyak mentah Brent untuk pengiriman bulan April turun 76 sen atau 1,12 persen menjadi US$ 66,86 per barel, setelah menyentuh sesi rendah US$ 66,53 per barel, terendah sejak 2 Januari.

Sedangkan untuk harga minyak West Texas Intermediate berjangka AS turun 76 sen atau 1,18 persen, untuk menetap di US$ 63,39 per barel, terendah sejak 22 Januari.

Indeks saham utama AS yaitu S&P 500 telah melemah 6,8 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada 26 Januari. Sedangkan pelemahan minyak masih sebesar 5,2 persen atau di bawah pelemahan bursa saham.

"Saat ini harga minyak bertindak sebagai boneka dan dolar AS menjadi dalangnya," jelas analis senior ICAP, Brian LaRose.

Harga minyak memang memiliki hubungan terbalik dengan dolar AS. Alasannya, penguatan dolar AS akan membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang melakukan transaksi dengan mata uang di luar dolar AS.

Satu hal yang membuat harga minyak tak jatuh terkapar adalah adanya pasokan yang terkendali dari negara-negara anggota organisasi pengekspor minyak (OPEC) dan beberapa negara lain di luar OPEC seperti Rusia.

OPEC dan beberapa negara non-OPEC memang sepakat untuk mengurangi atau mengendalikan produksi demi menjaga harga minyak agar tidak jatuh.