Harga Minyak Tertekan Imbas Ketidakpastian Hasil Pertemuan OPEC



( 2017-11-29 02:03:46 )

Harga minyak melemah terbebani ketidakpastian mengenai hasil pertemuan the Organization Petroleum Energy (OPEC) pada pekan ini. Salah satu hal dibahas mengenai perpanjangan pemotongan produksi minyak.

Harga minyak juga dapat tekanan usai kebakaran terjadi di kilang Beaumont, Texas. Kilang Exxon Mobil Co tersebut produksi sekitar 362.300 barel per hari.

Harga minyak Brent menurun sebesar 23 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 63,61 per barel. Sementara itu, harga minyak Amerika Serikat (AS) susut 12 sen atau 0,2 persen ke posisi US$ 57,99.

Sentimen pertemuan OPEC membayangi pergerakan harga minyak. OPEC sedang menuju perundingan kebijakan yang lebih ketat. Arab Saudi mendorong untuk memperpanjang pengurangan produksi. Sedangkan produsen minyak non OPEC Rusia ragu-ragu.

Sejumlah sumber mengatakan, bahwa produksi minyak Rusia dari proyek Sakkhalin diperkirakan meningkat. Oleh karena itu, Rusia merasa sulit untuk mematuhi pengurangan produksi OPEC pada tahun 2018.

Sumber mengatakan, kalau komite teknis gabungan OPEC dan non OPEC merekomendasikan perpanjangan pemotongan produksi hingga akhir tahun 2018. Dengan opsi meninjau kembali kesepakatan itu pada Juni.

Menteri Energi Irak mengatakan, pihaknya mendukung perpanjangan pemotongan produksi minyak. Sementara itu, Kuwait menuturkan belum meyetujui pemangkasan produksi minyak.

"Kami percaya hasil pertemuan ini jauh lebih tidak pasti dari biasanya. Kami melihat risiko terhadap harga minyak," tulis Analis Goldman Sachs, seperti dikutip dari laman Reuters, pada hari Rabu (29.11.2017).

Pasar memperkirakan, bahwa OPEC akan perpanjangan produksi 1,8 juta barel per hari hingga akhir tahun 2018. Ini sebagai langkah kurangi pasokan minyak di pasar. Namun hal itu menjadi kurang pasti. Kepala Riset Citigroup Ed Morse mengharapkan, perpanjangan pemangkasan produksi minyak hingga pertengahan Juni. Ini dapat pengaruhi pergerakan harga minyak. "Tapi apapun yang kurang dari perpanjangan hingga akhir tahun depan akan sebabkan aksi jual," kata dia.

Konsultan Wood Mackenzie menyatakan kesepakatan pemotongan produksi minyak berakhir pada Maret 2018 akan meningkatkan pasokan minyak dunia sebesar 2,4 juta barel pada 2018.