Holding PTPN Tetapkan Penjualan 2018 Capai Rp 48,7 Triliun



( 2017-11-15 03:03:07 )

Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III) Persero menetapkan penjualan di tahun 2018 sejumlah Rp 48,7 triliun. Target tersebut meningkat dari estimasi penjualan tahun 2017 yang ditetapkan sekitar Rp 37 triliun.

Direktur Manajemen Operasional dan Pengembangan Holding Perkebunan Nusantara, Erwan Pelawi, mengatakan penjualan yang ditargetkan pada tahun 2018 akan diajukan dalam RKAP 2018 kepada pemegang saham. “Penjualan tahun 2018 yang ditargetkan sebesar Rp 48,7 triliun akan diajukan dalam Rencana Kerja dan Angaran Perusahaan (RKAP) 2018 kepada pemegang saham. Masih dihitung, tapi target tersebut kemungkinan bisa dicapai,” kata Erwan Pelawi di kawasan Jakarta, pada Selasa (14/11/2017).

Menurut Erwan, sampai dengan Oktober 2017 total penjualan Holding Perkebunan Nusantara telah mencapai Rp 28,19 triliun, naik sebanyak 4,89 persen bila dibanding periode sama 2016 sebesar Rp 26,88 triliun. Di waktu yang bersamaan, dalam 10 bulan tahun 2017 perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 921,29 miliar, melonjak tajam dari periode sama tahun 2016 yang menderita kerugian sebesar Rp 805,59 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Dasuki Amsir mengungkapkan pencapaian performa usaha yang diproyeksikan meningkat pada tahun 2017 dan diperkirakan akan berlanjut pada tahun 2018.

Menurut Dasuki, pada Tahun 2018 perseroan mematok penjualan sawit atau tandan buah segar (TBS) sebesar 9,1 juta ton, melambung dari perkiraan penjualan sawit Tahun 2017 sebesar 8,8 juta ton. Sementara penjualan mintak sawit (CPO) ditargetkan sebanyak 2,1 juta ton, naik dari sebelumnya 1,8 juta ton.

Ia menambahkan, pada Tahun 2018 Holding Perkebunan Nusantara tidak akan melakukan perluasan lahan sawit, namun terus meningkatkan kualitas mutu tanaman sawit, perbaikan pabrik kelapa sawit sesuai dengan rencana dan program. “Program peningkatan kualitas usaha ditargetkan dapat meningkatkan produksi minyak sawit (CPO) dari sekitar 4 ton per hektare, menjadi 6-8 ton per hektare dalam jangka panjang, dengan mengedepankan intensifikasi yang terstruktur dan riset berkesimabungan,” ucapnya.

Sementara itu, perusahaan juga menambahkan program revitalisasi dan pembangunan pabrik gula baru yang diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi gula dalam jangka menengah dan panjang. Secara keseluruhan setidaknya terdapat tujuh pabrik gula yang akan direvitalisasi, yaitu PG Mojo dan PG Rendeng di Jawa Tengah, PG Jatiroto, PG Asembagus dan PG Gempolkrep, di Jawa Timur. Kemudian, di Lampung akan merevitalisasi PG Bunga Mayang dan PG Cinta Manis.

Total penjualan Holding Perkebunan Nusantara sampai dengan Oktober 2017, tercatat memperoleh Rp 28,19 triliun. Kontribusi komiditi gula mencapai 13 persen atau senilai Rp 3,70 triliun.

Sementara kontribusi komoditas kelapa sawit terhadap total penjualan sampai dengan Oktober 2017 mencapai 65 persen atau sebesar RP 17,94 triliun. Sedangkan komoditi lainnya yakni karet, dengan mengkontribusi terhadap penjualan sebesar 13 persen, teh 3 persen, kopi 0,35 persen, tembakau 0,33 persen, kakao 0,17 persen.