Bappenas Galakkan Investasi Bersama Untuk Tingkatkan Akses dan Perbaiki Kualitas Air



( 2017-11-08 02:55:00 )

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akan menggalakkan investasi bersama yaitu kombinasi investasi komersial dengan donasi, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan akses dan memperbaiki kualitas air minum dan sanitasi di Tanah Air.

Bambang Brodjonegoro sebagai Kepala Bappenas mengungkapkan, investasi untuk air minum dan sanitasi sendiri memang tidak sedikit dan tidak mungkin hanya mengandalkan donasi yang tentunya terbatas ataupun investasi komersial yang juga mengharapkan imbal hasil tertentu. “Jadi yang kemudian kami pikirkan adalah bagaimana agar pencapaian target tercapai dengan ‘resources’ yang ada. Solusinya ya dicampur, yang dana hibah donasi dengan investasi yang sifatnya lebih komersial. Tentunya nanti kita harus buat hitung-hitungannya supaya pihak yang naruh uang secara komersial mendapatkan ‘return’ yang diharapkan, yang memberikan donasi mendapatkan tujuan yang diharapkan,” ucap Bambang setelah menghadiri Konferensi Sanitasi dan Air Minum (KSAN) 2017 di Jakarta, padaSelasa (7/11/2017).

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, akses air minum dan sanitasi ditargetkan dapat mencapai 100 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, jangkauan akses air minum di Indonesia mencapai 70,97 persen dan sanitasi mencapai 62,14 persen. Sebelumnya, Bambang juga sempat membahas skema pembiayaan “blended finance” bersama dengan Presiden Joko Widodo untuk tujuan mencapai “Sustainable Development Goals” (SDGs). Dengan menggunakan skema “blended finance” yang melibatkan pihak swasta untuk mencapai SDGs, besarnya dana proyek bertujuan sosial dapat menjadi ringan karena investasi bersama.

Sementara itu, Bappenas sendiri sedang mengkaji pengaturan dana komersial dengan dana kontribusi dalam “blended finance”. Hingga saat ini, kondisi yang terjadi di dalam negeri masih belum menerapkan “blended finance” Skema ‘blended finance” dapat digunakan untuk tujuan sosial seperti pengelolaan sampah terpadu atau pengembangan energi baru terbarukan.

Bambang mengatakan, potensi donasi sendiri juga tidak hanya terbatas di dalam negeri tapi juga dari luar negeri, apalagi jika dikaitkan dengan SDGs. Karena saat ini cukup banyak donasi yang terkait dengan SDGs ataupun lebih spesifik untuk mengatasi isu seperti perubahan iklim. “Itu yang mau kita manfaatkan dan kita gabungkan supaya lebih besar manfaatnya terhadap masyarakat,” kata Bambang.