Tingkat Transisi Brexit Mendesak Lebih Optimis Untuk Bisnis di Inggris



( 2017-11-06 03:40:08 )

Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menerangkan kepada salah satu kelompok bisnis terbesar di negara tersebut, bahwa dukungannya terhadap masa transisi Brexit adalah untuk memberi kepastian kepada perusahaan dan mendesak para eksekutif untuk lebih optimis dalam proses tersebut.

"Masa pelaksanaan yang ketat akan sangat penting untuk kesuksesan masa depan kita," kata May dalam teks pidato yang dipersiapkan untuk pidato di Konfederasi Industri Inggris, Senin (6/11/2017), seperti dikutip dari Bloomberg.

"Saya tahu betapa pentingnya bisnis dan industri tidak menghadapi gejolak dan memiliki waktu yang dibutuhkan untuk merencanakan dan mempersiapkan pengaturan baru ini," lanjutnya dalam teks tersebut.

Pembahasan dengan Uni Eropa perihal keluarnya Inggris dari blok tersebut dijadwalkan akan dilanjutkan pada minggu ini setelah awal yang bergejolak yang ditandai dengan perselisihan terhadap rancangan undang-undang Inggris untuk pemisahan tersebut. Uni Eropa enggan membiarkan para perunding membincangkan pengaturan perdagangan setelah Brexit sampai adanya kesepakatan pada rancangan undang-undang tersebut, sementara Inggris enggan menunjukkan rencanyanya, sebagian karena masalah yang dihadapi adalah masalah domestik.

Confederation of British Industry (CBI) mendesak diakhirinya "drama" Brexit dan mengatakan akan mengemukakan sebuah "strategi tunggal yang jelas" dalam negosiasi tersebut. Menurut data survei yang dikeluarkan oleh CBI pada hari Minggu, sekitar 10 persen perusahaan telah mulai menerapkan rencana untuk skenario "tanpa kesepakatan". Pada bulan Maret 2018, presentase perusahaan tersebut tersebut akan meningkat menjadi 60 persen.

Sementara itu, Gubernur Bank of England Mark Carney, yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir pekan lalu, mengatakan pada hari Minggu (5/11/2017) bahwa bank sentral memiliki ruang lingkup terbatas untuk memberikan dukungan ekonomi ekstra jika kesepakatan Brexit berjalan dengan tidak lancar. Karena efek Brexit mengendurkan kecepatan pertumbuhan ekonomi Inggris yang dapat dicapai tanpa mengurangi inflasi, BOE mungkin tidak dapat menurunkan suku bunga jika tidak ada kesepakatan Brexit dan ekonomi berjalan lebih buruk dari perkiraan. Meskipun ia menyebutnya sebagai skenario "ekstrem", BOE mungkin perlu untuk meningkatkan suku bunga agar harga tetap terkendali.

BOE meningkatkan suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin pada 2 November setelah inflasi bertambah menjadi 3 persen. Pengetatan tersebut dilakukan bahkan saat ekspansi ekonomi di Inggris melambat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Jika Inggris gagal mencapai kesepakatan, Brexit mungkin akan berimbas pada berkurangnya 75.000 pekerjaan di bidang perbankan dan asuransi di Inggris, ungkap regulator perbankan Inggris terkemuka Sam Woods kepada anggota parlemen pada hari Rabu. Sebagai contoh, Deutsche Bank AG mungkin akan memindahkan sekitar 4.000 tenaga kerjanya ke Frankfurt dan Berlin dari London.