BI: Pergantian Gubernur The Fed Menjadi Sorotan Dunia



( 2017-11-01 02:20:47 )

Sebagai negara adidaya, kondisi yang terjadi di Amerika Serikat sudah menjadi sorotan dunia. Termasuk kabar pergantian Gubernur Federal Reserve alias bank sentral AS pada tanggal 3 Februari 2018 mendatang.

Sejumlah nama disebut sebagai calon pengganti Janet Yellen, diantaranya usulan dari Presiden AS Donald Trump yaitu anggota Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell, ekonom dari Universitas Stanford John Taylor, mantan anggota Dewan Gubernur The Fed Kevin Warsh, dan Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS Gary Cohn.

Mencermati hal ini, Bank Indonesia menilai suksesi Gubernur The Fed akan menjadi sorotan dunia. Gubernur Bank Indonesia, yang bernama Agus Martowardojo mengatakan bahwa hal ini disebabkan keputusan yang diambil Negeri Paman Sam bakal berpengaruh pada stabilitas sistem keuangan dunia.

"Jadi kondisi itu membawa dampak stabilitas keuangan dunia karena semua memperkirakan bagaimana kalau menjadi chairman The Fed," katanya di Gedung Ditjen Pajak, Jakarta, pada hari Selasa (31.10.2017).

Selain itu, sambung mantan Menteri Keuangan ini, rencana pemotongan pajak perusahaan yang dilakukan oleh AS juga tengah menjadi sorotan. Pasalnya, hal tersebut dinilai akan membawa dampak positif terhadap perekonomian di Amerika Serikat.

"Dianggap membawa dampak positif pada ekonomi AS karena dunia usaha dan individunya akan mendapat manfaat yang besar. Tapi karena masih ada tarik-menarik antar partai politik, menimbulkan stabilitas yang tidak terjaga karena terjadi naik turun," imbuh dia.

Selanjutnya, dunia juga menyoroti rencana kenaikan suku bunga The Fed yang menjadi perhatian dunia. Beberapa spekulasi muncul, diantaranya The Fed akan menaikan suku bunga acuan pada Desember tahun ini.

Selain itu, ada juga perkirakan kenaikan akan berlanjut tahun depan sebanyak tiga hingga empat kali. Serta rencana AS untuk memperbaiki neraca bank sentralnya yang tentu akan berpengaruh terhadap sistem keuangan dunia.

"Tapi ditambah ada kepastian di bulan Oktober akan penurunan daripada balance sheet AS, khususnya The Fed. Jadi kondisi itu yang berdampak sistem keuangan. Jadi kalau diikuti selama 4-5 minggu terakhir ini, memang kondisi itu yang banyak terjadi. Kondisinya berdampak pada nilai tukar seluruh dunia dan ditandai dolar menguat dan berdampak pada mata uang lain," tandasnya.