Meski pergerakan rupiah sangat positif namun, jika nantinya tidak dibarengi dengan sentimen yang positif signifikan mampu menjaga kenaikan tersebut, maka laju rupiah dapat rentan terjadinya aksi jual.

Selain itu, masih rendahnya pada mata uang USD seiring dengan terapresiasinya EUR cukup membantu rupiah bertahan dalam tren kenaikannya. "Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat pergerakan rupiah kembali variatif maupun berbalik arah melemah," ujar salah satu Analis Senior Binaartha Sekuritas yang bernama Reza Priyambada di Jakarta, pada hari Senin (11.09.2017).

Pihaknya memperkirakan, bahwa rupiah akan bergerak dengan kisaran level support Rp13.310/USD dan resisten Rp13.195/USD.

Sementara, pergerakan rupiah kemarin mampu mengalami kenaikan yang signifikan di luar perkiraan. Masih adanya imbas pernyataan Menkeu yang mengatakan defisit anggaran hingga bulan Agustus 2017 mencapai 1,65% atau senilai Rp224,3 triliun, lebih rendah dari periode sama 2016 sebesra 2,09% turut membantu bertahannya rupiah di zona hijau.

Di sisi lain, penerimaan pajak hingga akhir bulan Agustus 2017 tercatat Rp780,037 triliun atau setara 53% dari total target penerimaan dalam APBN-P 2017. Jika dibanding periode sama tahun lalu mencatatkan pertumbuhan Rp711,447 triliun atau 46% dari total APBN Perubahan 2016.

"Dilanjutkan dengan rilis Bank Indonesia (BI) terkait posisi cadangan devisa Indonesia pada Agustus 2017 yang mengalami peningkatan USD1 miliar menjadi USD128,8 miliar, lebih tinggi dibanding posisi akhir Juli 2017 yang tercatat sebesar USD127,8 miliar turut menambah sentimen positif pada rupiah sehingga mampu mengalami kenaikan lanjutan secara signifikan," tutur Reza.