Peningkatan Suku Bunga Mengancam Ekonomi Global



( 2017-08-11 02:13:33 )

Peningkatan suku bunga yang secara mendadak diyakini oleh Mantan kepala ekonom Dana Moneter Internasional (IMF) yang bernama Ken Rogoff bisa menjadi ancaman terbesar bagi ekonomi global. Rogoff yang terkenal lewat prediksi kejatuhan bank besar selama krisis keuangan, memperingatkan bahwa orang telah terbiasa untuk bunga yang rendah.

Seperti dilansir dari BBC, Ia juga mengatakan bahwa kebijakan ekonomi pemerintah Donald Trump berpotensi menghadirkan risiko. Sebelumnya Ia mengatakan bahwa China adalah ancaman nomor satu. Namun Rogoff menambahkan kondisi saat ini adalah tingkat utang pribadi dan perusahaan telah bangkit dalam ekonomi global. Sementara itu untuk suku bunga ditahan pada level terendah di banyak negara untuk mendorong investor.

Dengan bunga rendah diharapkan investor lebih banyak menanamkan modal dan menghabiskan dana besar setelah krisis keuangan. Rogoff memperingatkan selama ini banyak orang sudah terbiasa dengan suku bunga ultra yang rendah. “Jika ada sesuatu yang terjadi mendorong tingkat suku bunga naik, kita bisa melihat banyak titik lemah, tempat di mana ada hutang yang tinggi,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan bahwa kebijakan ekonomi Gedung Putih menurutnya menciptakan ketidakpastian, tanpa menyebut kebijakan tertentu. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai mengejar agenda perdagangan proteksionis lainnya dan mencoba untuk melonggarkan peraturan yang dibawa untuk melindungi sistem keuangan pasca krisis.

Trump juga telah berjanji untuk memangkas pajak dan meningkatkan pengeluaran pada sektor infrastruktur. “Risikonya adalah Gedung Putih atau AS akan melakukan sesuatu yang benar-benar tidak masuk akal. Mungkin tampak hiperbolik, tapi kami semua menahan nafas," sambung Rogoff.

Dia menambahkan, Cina yang selama ini memiliki perekonomian terbesar kedua di dunia tetap menjadi ancaman karena masalah utangnya sendiri. Begitu juga ketidakstabilan politik dan ketergantungan pada ekspor.

Berbicara sepuluh tahun sejak awal krisis keuangan, Rogoff mengatakan AS secara substansial telah pulih dari kemerosotan seperti yang terjadi pada tahun 2007-2008. Tapi dia mengatakan generasi saat ini memiliki bakat dan banyak orang muda telah berjuang untuk mencari pekerjaan sebagai akibatnya.