Laju rupiah yang mulai menguat masih harus kembali diuji ketahanannya, sehingga nantinya dapat mengkonfirmasikan akan tetap bergerak sideways kembali maupun mulai menguat.

Diharapakan penguatan pada sejumlah mata uang Asia terhadap USD masih dapat terjaga, sehingga mampu memberikan imbas positif pada rupiah. Di sisi lain, adanya rilis data makro ekonomi internal yang juga diharapkan sesuai ekspektasi dapat memberikan dukungan pada kenaikan lanjutan dari rupiah.

Menurut salah satu analis Senior Binaartha Sekuritas yang bernama Reza Priyambada memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.329/USD dan resisten Rp13.316/USD. "Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menahan penguatan rupiah tersebut," ujarnya, Jakarta, pada hari Selasa (01.08.2017).

Sementara, pergerakan rupiah kemarin mampu mengalami kenaikan seiring imbas penguatan sejumlah mata uang Asia, terutama JPY dan CNY meskipun rilis data-data makro ekonominya cenderung mengalami penurunan.

Indeks industrial production Jepang bulanan dirilis 1,6% di bawah konsensus 1,7%. NBS manufacturing Tiongkok dirilis 51,4 di bawah konsensus 51,6. Sementara, dari dalam negeri masih minim pemberitaan, sehingga rupiah lebih banyak terimbas sentimen global.

"Adanya rilis pertumbuhan AS yang naik menjadi 2,6% pada kuartal kedua di mana sesuai dengan ekspektasi, namun pertumbuhan pada kuartal pertama direvisi turun menjadi 1,2% membuat laju USD cenderung stagnan, sehingga dimanfaatkan rupiah untuk dapat menguat," kata Reza.