Rupiah Diperkirakan Masih Tertekan



( 2017-07-21 03:32:20 )

Laju mata uang yen Jepang (JPY) dan euro (EUR) yang menguat terhadap dolar AS (USD) dimanfaatkan pelaku pasar untuk meningkatkan permintaan kedua mata uang tersebut. Kondisi ini berimbas pada melemahnya rupiah.

Masih diragukannya rupiah dapat terapresiasi seiring penurunan peluang reward to risk. Pengumuman hasil suku bunga 7D-RR tidak banyak berpengaruh ditahannya suku bunga acuan BI di angka 4,75%.

"Waspada potensi pelemahan lanjutan rupiah seiring belum adanya sentimen yang dapat dianggap signifikan mengangkat rupiah," ujar salah satu analis Senior Binaartha Sekuritas yang bernama Reza Priyambada di Jakarta, pada hari Jumat (21.07.2017).

Diperkirakan Reza, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.340/USD dan resisten Rp13.310/USD.

Tidak jauh berbeda dari sebelumnya dimana laju rupiah belum juga beranjak dari zona merah meski pergerakan USD cenderung terlihat melemah terhadap EUR dan JPY seiring antisipasi pelaku pasar terhadap pertemuan internal masing-masing dari bank sental Eropa (ECB) dan bank sentra Jepang (JPY) seiring menentukan langkah-langkah kebijakan moneter ke depan.

Meski terdapat rilis dari lembaga pemeringkat keuangan internasional, Fitch Rating yang menegaskan kembali Long Term Foreign and Locak Currency Issues Default Rating Indonesia layak investasi dengan outlook positif atau BBB-, namun tidak juga mempan untuk mengangkat rupiah.

"Adanya indikasi di mana pergerakan mata uang euro yang sedang menguat membuat pelaku pasar beralih ke mata uang tersebut. Rupiah yang dianggap masih minim sentimen pada akhirnya ikut tergerus," tandasnya.