Waspadai Pelemahan Lanjutan pada Rupiah



( 2017-07-10 02:52:55 )

Belum adanya sentimen positif membuat laju rupiah hari ini masih rentan untuk kembali terjadinya pelemahan lanjutan. Terkecuali, dengan pergerakan sejumlah mata uang Asia dapat kompak menguat yang dibarengi penurunan imbal hasil obligasi global yang kemungkinan dapat memberikan harapan pada rupiah untuk terjadinya pembalikan arah.

"Jika tidak, maka tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat membuka peluang pelemahan kembali dari rupiah," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas yang bernama Reza Priyambada di Jakarta, pada hari Senin (10.07.2017).

Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.442/USD dan resisten Rp13.369/USD.

Sementara, meski laju USD melemah namun, di sisi lain pergerakan dari rupiah juga masih dalam teritori negatif. Belum adanya sinyal yang positif signifikan untuk mengangkat rupiah membuat pergerakannya cenderung melemah.

Kekhawatiran pasar terhadap makin melebarnya defisit anggaran memunculkan persepsi negatif pada rupiah. Dalam nota keuangan yang disampaikan pemerintah kepada DPR, pemerintah mematok defisit anggaran dalam RAPBN-P sebesar Rp397,2 triliun atau 2,92% dari PDB.

Pada APBN 2017, defisit ditargetkan 2,41% dari PDB. Dengan melebarnya defisit, pemerintah dipastikan akan menambah utang pada tahun ini.

"Dengan hitungan defisit baru, surat utang yang akan diterbitkan pemerintah bisa mencapai Rp433 triliun sampai Rp467,3 triliun, lebih tinggi Rp33 triliun-Rp67,3 triliun dibanding target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN pada tahun 2017 sebesar Rp400 triliun dengan asumsi ada penghematan alamiah," tutur dia.