( 2017-06-15 02:58:21 )

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve meningkatkan suku bunga acuannya pada hari Rabu waktu setempat atau hari Kamisi dinihari WIB. Kenaikan suku bunga ini terjadi untuk yang kedua kalinya dalam tiga bulan ini.

The Fed juga mengungkapkan akan mulai memangkas kepemilikan obligasi dan surat berharga lainnya tahun ini. Penjelasan ini menandakan optimisme terhadap tumbuhnya ekonomi AS dan penguatan pasar kerja. Suku bunga acuan AS meningkat sebesar 25 basis poin ke kisaran target 1-1,25 persen. The Fed juga memprediksi satu kali kenaikan lanjutan untuk tahun ini dan tampak mengesampingkan sejumlah data ekonomi yang menunjukkan beragam hasil baru-baru ini.

Rapat Komite Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) menyatakan bahwa ekonomi AS terus menguat dan kenaikan lapangan kerja tetap solid serta mengindikasikan untuk tidak mengkhawatirkan data inflasi baru-baru ini. The Fed juga memaparkan garis besar awal mengenai rencananya untuk mengurangi portofolio obligasi senilai US$ 4,2 triliun, yang sebagian besar dibeli pasca krisis keuangan dan resesi 2007-2009.

Berdasarkan yang dikutip dari Reuters, normalisasi neraca keuangan diharapkan akan mulai tahun ini secara bertahap. Namun rencana tersebut, yang akan mengutamakan penghentian reinvestasi sejumlah surat berharga yang jatuh tempo, tidak merinci ukuran keseluruhan pengurangan tersebut. “Apa yang dapat saya katakan adalah bahwa kami mengantisipasi pengurangan neraca cadangan dan keseluruhan neraca keuangan kami ke tingkat di bawah yang pernah terlihat dalam beberapa tahun terakhir namun lebih besar daripada sebelum krisis keuangan,” terang Gubernur Fed Janet Yellen, dalam sebuah konferensi pers setelah rilis pernyataan kebijakan Fed, pada Kamis (15/06).

Yellen melanjutkan bahwa normalisasi neraca dapat diberlakukan relatif segera. Langkah awal untuk pengurangan kepemilikan obligasi The Fed akan ditetapkan pada US$ 6 miliar per bulan, kemudian meningkat sebesar US$ 6 miliar setiap tiga bulan dalam jangka waktu 12 bulan hingga mencapai US$ 30 miliar per bulan.