Keterlibatan Megawati dalam Upaya Reunifikasi Korea



( 2017-05-31 02:36:29 )

Tidak butuh waktu lama bagi Megawati Soekarnoputri untuk menyatakan kesediaannya saat diminta Presiden Korea Selatan Moon Jae-in untuk membantu melakukan reunifikasi dengan Korea Utara. Alasan utama bagi Presiden kelima RI untuk menerima permintaan itu adalah faktor kemanusiaan. Menurut Megawati, perpecahan suatu bangsa memang terasa menyakitkan.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur Jeju, suatu provinsi di Korea Selatan, beliau berpendapat bahwa sebagai manusia kita pasti akan selalu berkeinginan untuk bersatu.
“Saya kira begitu lama kepahitan dirasakan rakyat Korea Utara dan Korea Selatan yang terpisah akibat beberapa waktu lalu bangsa ini dipisahkan jadi dua negara," ucapnya.
Mengenai perpecahan suatu bangsa, Megawati pun teringat pesan ayahnya yang juga Presiden pertama RI, Soekarno. Saat masih muda, Megawati bertanya kepada ayahnya, bisakah suatu bangsa yang telah dipisahkan untuk disatukan kembali. Pertanyaan Megawati saat itu merujuk pada perpecahan Jerman menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur, akibat perbedaan ideologi kedua negara.
"Ayah saya (Soekarno) katakan pasti bisa, sepanjang darah bangsa itu masih ada," ucap Megawati. Ucapan itu yang membuat Megawati yakin bahwa reunifikasi Korea Selatan dengan Korea Utara bisa diwujudkan.
Pada kenyataannya sekarang Jerman telah bersatu. Oleh sebab itu Maegawati juga yakin suatu saat Korea pasti bersatu. Semua itu bergantung kepada rakyat Korea. Megawati bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in dalam pertemuan kehormatan di Istana Kepresidenan Blue House di Seoul, Korea Selatan, Senin (29/5/2017).
Dikutip dari Yonhap, Presiden Moon mengatakan, Megawati dipercaya Korsel untuk menjembatani upaya reunifikasi karena pengalamannya di masa lalu. Karena Megawati telah membantu pertemuan antar-Korea untuk Presiden Kim Dae-jung dan Roh Moo-hyun dan ia akan ada hasil baik jika Megawati bisa ikut membantu dalam upaya reunifikasi ini.