Jatuhnya Harga Minyak Mentah Hampir 5% Di Tekan Oleh Kenaikan Suku Bunga AS



( 2015-12-17 06:01:43 )

Pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (17/12) Harga minyak mentah ambruk hampir 5 persen setelah data pemerintah AS menunjukkan peningkatan simpanan minyak mentah mingguan dan Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun.

Kenaikan suku bunga mengisyaratkan keyakinan bahwa ekonomi AS sebagian besar telah mengatasi krisis keuangan di tahun 2007-2009. Suku bunga AS lebih tinggi diharapkan dapat mendukung dolar, yang menekan harga minyak, membuat harga minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Dolar menguat konvensional setelah kenaikan suku bunga. Berdasarkan suku bunga pasar berjangka, pedagang mengharapkan kenaikan suku bunga kedua pada bulan April. Pedagang minyak sudah khawatir tentang kekenyangan global yang terus meningkat dari minyak yang telah menekan harga dalam beberapa pekan terakhir. Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan persediaan minyak mentah naik 4,8 juta barel pekan lalu. Analis dalam jajak pendapat Reuters telah memperkirakan penurunan 1,4 juta barel.

Dalam laporan awal pada hari Selasa, kelompok industri American Petroleum Institute (API), telah melaporkan produksi mingguan lebih sederhana di persediaan minyak mentah AS sebesar 2,3 juta barel. Harga minyak mentah WTI turun 4,9 persen, atau $ 1,83, pada 35,52 dollar per barel, masih dekat dari 32,40 dollar per barel yang terjadi selama krisis keuangan tahun 2008. Harga minyak mentah berjangka Brent kontak Januari turun $ 1,26, atau lebih dari 3 persen, pada 37,19 dollar per barel. Sedangkan kontrak Februari Brent ditutup pada $ 37,39, turun $ 1,34.

Diperkirakan bahwa harga minyak masih akan berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak dunia dan semakin menguatnya dollar dengan kenaikan suku bunga AS. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 35,00-34,50, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 36,00-36,50.