Perkiraan Rasio NPL Perbankan Bulan April Naik Tipis 3,07 Persen



( 2017-05-17 03:11:33 )

Diperkirakan hingga penghujung tahun ini, rasio kredit bermasalah perbankan akan semakin menurun dan berpotensi ditekan sampai 3 persen, walau sempat menampakkan peningkatan pada pembukaan kuartal tahun 2017.

Kurniawan Agung W, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia memproyeksikan rasio non performing loan (NPL) bulan April mencapai 3,07 persen, mengalami kenaikan dari catatan NPL selama Maret sebesar 3,04 persen.

Sedangkan, dalam bulan Maret NPL perbankan sempat menurun jika dibandingkan pada bulan Januari dan Februari yang tercatat 3,1 persen dan 3,16 persen. "Proses konsolidasi masih jalan, kalau nanti sudah selesai konsolidasi korporasi, sejalan dengan perbaikan kondisi makro baik global maupun domestik, tentunya secara bertahap NPL akan mengikuti," katanya di Jakarta, pada Selasa (16/05) kemarin.

Agung merasa yakin, rasio kredit bermasalah tersebut akan dapat ditekan bila melihat permintaan kredit yang sudah semakin bertumbuh. Apalagi, secara nominal, laju pertumbuhan kredit bermasalah "gross" mulai melambat. "Artinya tinggal tunggu waktu saja karena nominal sudah turun dan demand kredit April sudah semakin membaik. Jadi begitu total kredit secara bertahap naik, NPL otomatis akan membaik," ujarnya. Akan tetapi, penyampaian tentang perhitungan perbaikan tingkat kredit bermasalah sampai dengan akhir tahun tidak disampaikannya secara lugas. Sejealan dengan situasi perekonomian mendukung dan permintaan kredit yang kian meningkat, menurutnya rasio NPL dapat ditekan hingga di bawah level 3 persen.

Dalam waktu yang berlainan, sebelumnya Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, Muliaman D. Hadad mengungkpakan hal serupa. Seiring dengan pertumbuhan kredit yang membaik, restrukturisasi kredit bermasalah oleh perbankan juga semakin berkurang. “Dengan begitu, laju NPL perbankan Indonesia ke depannya bisa berpotensi terus mengalami penurunan secara bertahap,” katanya.

Menurut data Analisis Uang Beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia, sampai akhir periode kuartal I/2017 penyaluran kredit perbankan bertambah sebanyak 9,1 persen (yoy) atau mencapai Rp 4.395,4. Penyaluran kredit perbankan ditargetkan tumbuh 10-12 persen hingga akhir tahun. Sementara itu, mengacu pada data Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Bank Indonesia, sampai Februari 2017 nominal NPL mencapai Rp 135,99 triliun dari total kredit Rp 4.308 triliun. Berdasarkan jenis penggunaannya, penyumbang NPL pada Februari adalah kredit modal kerja yang mencapai Rp 76,25 triliun dari total kredit Rp 1.963 triliun, diikuti kategori kredit investasi sebesar Rp 38,98 triliun dari jumlah total kredit Rp 1.134 triliun. Kemudian, NPL kredit konsumsi mencapai Rp 20,75 triliun dari total Rp 1.210 triliun.

Adapun, dilihat dari lapangan usahanya, penyumbang kenaikan NPL pada dua bulan pertama tahun ini yakni pemburukan kredit bidang pertambangan dan penggalian, konstruksi, perdagangan, transportasi dan pergudangan serta industri pengolahan. Sebaliknya, sektor yang mulai menandakan perbaikan kredit bermasalah antara lain pertanian, perburuan dan kehutanan serta perikanan.