Pilkada DKI Tunjukkan Demokrasi di Indonesia Belum Matang



( 2017-05-04 02:21:21 )

Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menilai bahwa politik di Indonesia belum dijalankan dengan benar untuk tujuan menyejahterakan masyarakat.
Saat diminta keterangan oleh pers tentang pemaparan hasil riset dan analisis Pilkada Jakarta 2017, Adriana berpendapat bahwa ia membantah kalau politik itu kotor. Politik juga merupakan bidang ilmu untuk mendapatkan kedudukan di mana kedudukan itu seharusnya digunakan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat. Namun menurutnya, tujuan politik yang sebenarnya itu tidak dijalankan dengan baik sehingga terkesan kotor.
"Yang dilakukan hanya ‘struggle for power’, tapi setelah memperoleh kekuasaan tidak digunakan untuk menyejahterakan masyarakat dan itu terbaca dari cara-cara mendapatkan kekuasaan itu sendiri," katanya.
Di mana, seseorang menggunakan cara apapun untuk mendapat kedudukan tersebut dan bahwa menunjukkan demokrasi saat ini yang belum matang. Pada dasarnya politik harus dipelajari, jangan merasa tahu padahal tidak tahu. Demokrasi Indonesia sedang dalam berproses mencari bentuk dan tak diketahui bagaimana ujungnya. Menurut Adriana, harus ada peradaban baru politik di Indonesia agar semakin matang dan tidak ada rusuh seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang tak lama telah selesai beberapa waktu lagi.
Pendidikan politik yang benar, wajib dilakukan oleh partai politik kepada masyarakat dan anggotanya agar bisa lebih dewasa dalam berpolitik. Dengan demikian, ekspresi kebencian di masyarakat, penyebaran berita bohong di dunia nyata maupun maya pada gelaran politik berikutnya akan menghilang. Sedangkan penyelesaian jangka pendek, Adriana mengatakan dengan membawa penyebar hoax, ekspresi kebencian ke jalur hukum agar menimbulkan efek jera bagi pelaku.