Ekspor Korsel Membaik, PDB Kuartal I Naik 0,9%



( 2017-04-27 05:41:43 )

Berdasarkan laporan dari Bank of Korea atau BoK yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (27/04/2017), mengabarkan produk domestik bruto atau PDB pada negara tersebut bertambah 0,9 persen di kuartal pertama pada tahun ini.

Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dari kuartal sebelumnya yang membukukan pengembangan 0,5 persen serta perkiraan rata-rata para ekonom dengan pertumbuhan 0,8 persen. Dibandingkan satu tahun sebelumnya, ekonomi Korsel sepanjang Januari-Maret 2017 meningkat 2,7 persen atau lebih besar dari prediksi penguatan sebesar 2,6 persen.

Menurut Chung Kyu-il, salah satu direktur BoK, data yang lebih baik dari perkiraan tersebut didorong oleh kinerja ekspor dan produksi yang baik, sehingga mendukung investasi fasilitas. Kinerja ekspor yang tercatat dalam PDB meningkat 1,9 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, ketika turun 0,1 persen.

Investasi fasilitas tumbuh 4,3 persen sejalan dengan kenaikan investasi konstruksi sebesar 5,3 persen. Konsumsi swasta bertambah 0,4 persen, sedangkan belanja pemerintah naik 0,5 persen “Ada perkiraan bahwa investasi konstruksi tidak akan begitu baik di kuartal pertama, namun cuaca yang mendukung beserta implementasi anggaran pemerintah menopang konstruksi,” imbuh Chung.

Pertanda positif bagi perekonomian menjadi lebih jelas, kurang dari dua pekan sebelum warga Korsel menggunakan hak suaranya untuk memilih presiden baru. Bank sentral Korsel dan Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan proyeksi mereka untuk pertumbuhan negara tersebut tahun ini. Menteri Keuangan Yoo Il-ho menerangkan bahwa ekspansi dapat melampaui proyeksi pemerintah sebesar 2,6 persen. Kinerja ekspor pun diperkirakan akan meningkat untuk bulan keenam di bulan April, dan sentimen konsumen telah pulih mendekati tingkat yang terlihat sebelum skandal politik di negara tersebut meletus akhir tahun lalu.

Walau demikian, masih terdapat tekanan atas ketidakpastian seputar kebijakan Amerika Serikat (AS) serta ketegangan dengan China mengenai sistem pertahanan rudal AS. Penurunan jumlah turis China ke Korea berikut dampak dari hal ini terhadap belanja terkait pariwisata dapat memberi tekanan pada pertumbuhan di kuartal kedua. “Perekonomian akan terus membaik, namun lajunya akan lebih lambat dari kuartal pertama karena ekspor tidak mungkin membukukan pertumbuhan setinggi itu setelah efek dasar menghilang, sementara permintaan domestik tetap lemah,” kata Kim Doo-un, ekonom Hana Financial Investment di Seoul.