BNI Mematok Perkembangan Agresif Di Wilayah Jawa Tengah



( 2017-04-07 04:16:50 )

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memberikan patokan perkembangan nasabah prioritas atau BNI Emerald sebanyak 40 persen di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Persentase tersebut sejalan dengan pertumbuhan di tingkatan nasional. Adi Sulistyowati selaku Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksi Perbankan Bank Negara Indonesia (BNI) menjelaskan total nasabah prioritas hingga tahun lalu sekitar 59.000. Jumlah itu, meningkat sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya, atau bertambah 12.000 nasabah.

Dari total nasabah tersebut, BNI Emerald yang berada di Jawa Tengah dan DIY sekitar 3,5 persen atau sebanding dengan 2.073. “Tahun ini target jumlah nasabah kami harus tumbuh dua kali lipat, untuk pertumbuhan nasabah di Jawa Tengah sama seperti nasional. Ini yang harus kami tingkatkan karena Jawa Tengah belum optimal, oleh karena itu kami berikan layanan Wealth Global Management untuk meningkatkan customer base,” ucapnya.

Sementara itu dari sisi Assets under Management (AUM), pada tahun lalu berkembang antara 25 persen menjadi Rp 101 triliun. Untuk Jawa Tengah, berkontribusi sekitar 3,3 persen terhadap total AUM atau setingkat dengan Rp 3,2 triliun. Adapun syarat menjadi nasabah proritas setidaknya harus memiliki AUM minimal Rp 500 juta.

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Divisi Wealth Management Division BNI Neny Asriany mengungkapkan ada tiga kelas berbeda untuk BNI Emerald yaitu personal, priority, private. “Kalau personal itu Rp 500 juta hingga kurang dari Rp 5 miliar, priority Rp 5 miliar hingga kurang dari Rp 15 miliar, dan private di atas Rp 15 miliar. Dan variatif ada yang sampai Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar,” ujarnya.

Ditanyai terkait strategi menumbuhkan nasabah prioritas pihaknya berusaha memberikan layanan yang lebih personal baik secara finansial maupun nonfinansial. Sehingga nasabah merasa BNI adalah bagian dari pengelolaan keuangan mereka. Adi mencontohkan pihaknya memberikan masukan pengelolaan keuangan supaya lebih optimal salah satunya dalam segi investasi dengan menggandeng asuransi atau manajer investasi dari sekuritas. Dari sisi nonfinansial melalui Wealth Global Management pihaknya pun memberikan layanan jasa konsultasi kesehatan, pendidikan anak di luar negeri hingga kemudahaan pengelolaan bisnis di mancanegara.

Sementara itu, ditanyai target penyaluran kredit dan DPK pihaknya memasang target hingga 18 persen untuk keduanya secara nasional. Untuk wilayah Jawa Tengah, dia mengatakan akan memberikan kontribusi pertumbuhan yang sama karena wilayah tersebut masuk ke dalam salah satu andalan BNI. Menurutnya, pihaknya sangat berharap dari pertumbuhan di Jawa Tengah karena potensinya sangat besar. Hal ini terkait prospek sektor industri yang dikembangkan di Jawa Tengah serta sektor perdagangan yang terus digenjot.

Adapun terkait NPL, pihaknya sangat yakin dapat mempertahankan di kisaran 3 persen dengan tetap menjaga kualitas kredit. Pada tahun lalu NPL BNI mencapai sekitar 3,2 persen. “Selain terus ekspansi, kualitas kredit juga kami jaga,” tambahnya.