IHSG Tembus Rekor Tertingginya



( 2017-04-05 05:47:04 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak mencetak rekor hingga tembus ke 5.600 sejak Senin, 3 April 2017. Dengan pergerakan naiknya IHSG tersebut, para pelaku pasar bisa melakukan sejumlah strategi sehingga dapat mengoptimalkan investasinya.

Pada perdagangan saham Selasa 4 April 2017 kemarin, IHSG melonjak 0,80 persen ke level 5.651. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.654 dan terendah 5.610. Investor asing terus melakukan aksi beli, dan kemarin mencatatkan aksi beli Rp 616 miliar.

Sepanjang tahun 2017, aksi beli investor asing telah mencapai Rp 9,4 triliun. IHSG telah naik 6,7 persen pada 2017. Sektor saham tambang pemicu penguatan terbesar yang mencapai 14,23 persen, disusul sektor saham industri dasar yang menguat 11,69 persen. Selain itu, sektor saham keuangan menguat 8 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 7,31 persen.

Dalam laporan DBS Indonesia menyebutkan kenaikan IHSG tersebut didorong sejumlah faktor. Faktor pertama yaitu meredanya ketegangan politik pada pemilihan kepalada daerah (Pilkada) putaran 2. Kemudian faktor yang kedua, fundamental Indonesia yang cukup baik. Ketiga, keberhasilan program pengampunan pajak atau tax amnesty. Keempat, euforia refleksi kebangkitan ekonomi global.

Melansir data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata price earning ratio atau perbandingan harga saham dengan laba bersih perusahaan sekitar 16,8 kali dan rata-rata price book value atau nilai ekuitas perusahaan sekitar 2 kali.

Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana mengatakan, strategi dilakukan menghadapi IHSG tembus 5.600 tergantung dari tipe investor. Namun, hal penting untuk diingat adalah money management atau mengatur keuangan saat melakukan perdagangan saham. Aditya menuturkan, pelaku pasar disiplin mengatur portofolio saham dan tidak rakus ketika ingin mengoptimalkan investasinya.

"Apabila harga saham yang dipegang sudah sesuai target dan memperoleh keuntungan besar bisa direalisasikan keuntungannya. Jadi disiplin," Ujarnya di Jakarta pada Rabu (5/4/2017).

Dia menambahkan, para pelaku pasar juga dapat memindahkan dananya untuk investasi ke saham-saham yang masih murah dan memiliki prospek baik. Aditya menilai, saham-saham yang bisa dilirik antara lain PT PP Tbk (PTPP), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). "Selain itu bisa masuk ke saham-saham unggulan yang lagi turun seperti saham PT Semen Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk," tambah dia.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, strategi menghadapi IHSG telah melambung ke level 5.600, mampu memilih sektor saham yang masih murah. Dia menilai, sektor saham properti, konsumsi, pakan ternak dan konstruksi masih menarik untuk diperhatikan pelaku pasar.

Ada pun saham-saham yang dapat dicermati pelaku pasar menurut Bima antara lain yaitu PT PP Tbk (PTPP), PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).