Ada 95 Calon Mitra Yang Ikut Dalam Project Expose GRR Bontang Pertamina



( 2017-03-01 04:40:37 )

PT Pertamina (Persero) telah mengadakan project expose Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Dalam project expose tersebut telah diikuti oleh 95 perusahaan, 12 perusahaan di antaranya merupakan perusahaan migas besar.

Rachmad Hardadi yang merupakan Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina mengatakan, 95 perusahaan yang mengikuti project expose berasal dari seluruh dunia, baik Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, Timur Tengah dan juga Indonesia sendiri yang berpartisipasi pada project expose ini. "Kami memang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan yang memiliki kompetensi, kapabilitas untuk dapat berpartisipasi dalam proyek GRR Bontang. Yang pasti, kami menginginkan untuk dapat bermitra dengan perusahaan yang punya komitmen tinggi menuntaskan proyek pada 2023," ungkap Hardadi dalam keterangannya, Rabu (01/03/2017).

Menurutnya, terdapat empat partikularitas utama calon mitra yang dikehendaki oleh Pertamina. Yang pertama, yaitu memiliki rekam jejak yang kuat pada industri pengolahan minyak utamanya keandalan operasional dan eksekusi proyek. Kemudian, dapat menyesuaikan dengan struktur dan model bisnis yang dikehendaki Pertamina, memiliki keinginan kuat untuk percepatan proyek dan menyelesaikannya pada 2023, dan memberikan nilai menarik bagi proyek GRR Bontang.

Calon mitra perusahaan diminta untuk mengemukakan tanggapanterhadap Request for Information pada 2 April 2017 mendatang. Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina menargetkan untuk memperoleh mitra strategis tersebut pada 28 April 2017. Segera setelah terpilih, Pertamina bersama mitra strategis akan memulai proses Bankable Feasibility Study (BFS) yang ditargetkan selesai pada awal 2018 sekaligus menuntaskan pembentukan konsorsium dan akan ditetapkan Preliminary Investment Decision 1 yang menggambarkan perkiraan awal investasi proyek GRR Bontang.

GRR Bontang ditargetkan mampu mengolah minyak mentah sekitar 300.000 barel per hari dengan kapasitas produk gasoline minimal 60.000 barel per hari dan diesel minimal 124 ribu barel per hari. Hasil produksi memiliki spesifikasi minimal Euro IV dengan mengutamakan pasar dalam negeri.

Dalam tahap awal, Pertamina akan masuk dengan minimal kepemilikan sekitar 5 persen hingga 25 persen dan selanjutnya mempunyai hak atau pilihan untuk meningkatkan kepemilikan dalam periode yang akan disepakati kemudian. Perkiraan awal nilai investasi sekitar 10 miliar dollar Amerika Serikat (AS) hingga 12 miliar dollar AS dengan mempertimbangkan proyek GRR Bontang tidak dimulai dari titik nol karena beberapa infrastruktur pendukung dan juga lahan telah tersedia.

Mitra strategis diharapkan berperan dalam penyediaan crude dan menyiapkan pendanaan. Mitra juga memiliki kemampuan dalam memasarkan produk yang tidak terserap di pasar dalam negeri ke pasar luar negeri, seperti Australia, Papua Nugini, Selandia Baru dan Filipina.

Sebagai BUMN, Pertamina berharap agar kemitraan yang nantinya terbentuk, dalam pengambilan keputusan tetap memperhatikan aspek GCG yang kuat. Selain itu juga mengedepankan Indonesia content, melibatkan perusahaan-perusahaan penunjang di dalam negeri, serta penyerap lapangan kerja langsung hingga 35.000 orang, sambil tetap menjaga kelangsungan usaha. "Untuk jet fuel dan gasoline 100 persen akan diserap Pertamina, sedangkan untuk diesel kami dapat pasarkan produk tersebut untuk tujuan ekspor yang potensial," katanya mengakhiri.