Harga Minyak Tertekan Akibat Pasokan AS Melonjak



( 2017-02-16 06:28:53 )

Pasokan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan secara mingguan. Hal tersebut berdasarkan keluarnya data the Energy Information Administration (EIA). Sentimen itu memberi dampak negatif ke harga minyak.

Meningkatnya pasokan minyak AS dalam enam minggu juga dilaporkan oleh American Petroleum Institute pada Selasa lalu. Padahal di sisi lain, pelaku pasar mengharapkan pemangkasan produksi oleh produsen minyak dapat menekan pasokan minyak global.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret turun sebesar 9 sen atau 0,2 persen ke level US$ 53,11 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya harga minyak sempat berada di kisaran US$ 53,13. Sementara itu, untuk harga minyak Brent pengiriman April menurun sebesar 22 sen atau 0,4 persen menjadi US$ 55,75 per barel.

EIA melaporkan bahwa pasokan minyak AS naik sebesar 9,5 juta barel menjadi 518,1 juta barel minyak hingga 10 Februari 2017. Angka tersebut merupakan rekor secara mingguan. Sebelum rekor tertinggi sekitar 512,1 juta barel minyak hingga 29 April 2016.

"Penurunan harga minyak mentah seiring dengan pemeliharaan kilang minyak secara musiman dan impor minyak terus berlanjut mendorong persediaan minyak ke rekor tertinggi baru," tutur Matt Smith, Direktur ClipperData seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (16/2/2017).

Sebelumnya harga minyak cenderung melemah dalam beberapa minggu di kisaran US$ 50 bersamaan dengan pelaku pasar yang menunggu data pemangkasan produksi minyak negara pengekspor minyak tergabung dalam the Organization of the Petoleum Countries (OPEC).

Pada awal pekan lalu, data OPEC memperlihatkan komitmen tinggi untuk mengurangi produksi minyak. "'OPEC sudah menunjukkan kepatuhan yang tinggi untuk memangkas produksi sehingga tidak mengecewakan pasar," tulis penelitian BMI.