Debat Pilkada DKI Dinilai Berlangsung Sengit dan Keras Namun Tetap Signifikan



( 2017-02-13 03:35:41 )

Debat calon kepala daerah DKI Jakarta yang berlangsung pada Jumat (10/02/2017) lalu berlangsung dengan keras, saling serang, namun tetap signifikan. Hal tersebut merupakan pendapat yang disampaikan oleh Masykurudin Hafidz selaku Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR).

“Proses debat seperti ini masih wajar, justru dengan debat yang keras masyarakat dapat membandingkan bagaimana jawaban disampaikan para kandidat,” tutur Hafidz dalam pesan singkatnya yang diterima di Jakarta pada Minggu malam (12/02/2017).

Selain itu, calon pemilih juga mampu menilai materi jawaban dan cara untuk menyelesaikan persoalan Jakarta. “Penyampaian ide-ide antar pasangan calon semakin memudahkan masyarakat pemilih Jakarta dalam membedakan ketiganya,” kata Hafidz mengakhiri.

Lebih jauh lagi dia menilai, dalam debat tersebut masing-masing pasangan calon memanfaatkan momentum debat terakhir secara kuat, bahkan disampaikan dengan cara yang relatif keras dan saling menyerang antar calon. Materi pertanyaan yang disampaikan ke pasangan calon lain adalah materi yang lebih kurang jawabannya dapat menjadi senjata untuk menyerang balik.

Cara menyampaikan jawaban dan merespon juga didasarkan kepada isu yang selama ini menjadi perdebatan publik, yaitu terkait karakter dan pengalaman yang dinilai secara kritis. “Bahkan hingga segmen terakhir pun, pasangan calon masih menggunakan kesempatan tersebut untuk mengunggulkan dirinya, sekaligus menilai pasangan calon lain. Ketiganya memberikan pesan kepada masyarakat pemilih di akhir sesi secara komparatif,” pungkas dia.

Meskipun demikian, katanya, kerasnya perdebatan juga menyumbang emosi positif terhadap masyarakat pemilih. “Setelah debat kemarin, warga Jakarta sudah menentukan pilihan. Proses debat semakin meyakinkan pemilih untuk berpartisipasi di 15 Pebruari nanti,” ujar Hafidz meyakinkan.

Oleh karena itu, karena masyarakat pemilih Jakarta diperkirakan sudah menentukan pilihan maka pasangan calon beserta tim kampanyenya tidak perlu lagi melakukan kampanye terselubung di masa tenang.

JPPR pun menyarankan agar peserta pilkada DKI Jakarta untuk menciptakan masa tenang yang benar-benar tenang, karena jika memaksakan kampanye justru akan menghasilkan efek negatif. “Yang lebih penting ya memastikan pengetahuan dan ketrampilan para saksi. Jangan sampai ada saksi dari pasangan calon yang justru tidak mengetahui bagaimana keadilan pemungutan suara diwujudkan,” katanya lagi menambahkan.