Kabupaten Gorontalo Siapkan 10% APBD untuk Adaptasi Perubahan Iklim



( 2017-02-09 03:56:21 )

Pemerintah Kabupaten Gorontalo siapkan anggaran sebesar Rp53,9 miliar atau 10,5% dari total APBD tahun 2017 guna untuk mengimplementasikan program Adaptasi Perubahan Iklim (API).

Bupati Kabupaten Gorontalo, yang bernama Nelson Pomalingo, mengatakan bahwa pihaknya memberikan arahan dan kebijakan perubahan iklim pemerintah daerah. Pihaknya menargetkan menjadi kabupaten yang memiliki ketahanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim.

“Dampak negatif perubahan iklim ini sangat terasa di kabupaten Gorontalo. Mulai dari kerugian pada pertanian, banjir, hingga menyebabkan kemiskinan. Sehingga kami menganggarkan 10,5% atau Rp53,9 miliar dari dana APBD tahun 2017, juga kebijakan 10% anggaran dana desa atau ABPDes untuk lingkungan,” kata Nelson dalam siaran pers di Jakarta, pada hari Rabu (08.02.2017).

Bupati Gorontalo menyosialisasikan 19 Program Adaptasi Perubahan Iklim (API) kepada seluruh SKPD, camat, dan kepala desa khususnya dari desa yang berisiko tinggi terhadap perubahan iklim. Tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang risiko iklim yang dihadapi Kabupaten Gorontalo serta langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah kabupaten di tahun 2017.

Sebelumnya, Pemkab Gorontalo melalui Kelompok Kerja API (Pokja API) bekerja sama dengan Pusat Transformasi Kebijakan Publik menyusun Strategi API dan mengintegrasikannya ke dalam RPJMD 2016-2021 dan RKPD 2017. Di tataran operasional, terdapat 19 program lingkungan dan API yang dimasukkan Pemkab Gorontalo ke dalam Renja 9 SKPD terkait dan RKA 2017.

Selain itu, Nelson menjelaskan rencana aksi yang akan dibuat SKPD. Misalkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengembangkan kurikulum lingkungan hidup, khususnya dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, atau Dinas Kesehatan yang memiliki program Gemerlap Sehat (Gerakan Menata Rumah, Lingkungan, dan Permukiman Sehat).

Nelson juga membeberkan salah satu cara yang mereka lakukan dalam mengatasi dampak perubahan iklim, yaitu bermitra dengan lembaga-lembaga strategis seperti Transformasi, ICCTF, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi Gorontalo dan pemerintah kabupaten dan kota di sekitar.

“Ini salah satu cara Kabupaten Gorontalo menjadi corong adaptasi perubahan iklim. Apalagi misi daerah ini adalah pembangunan berbasis lingkungan,” ujar Nelson.

Direktur Program Transformasi Nazla Mariza mengapresiasi kebijakan yang diambil pemerintah Kabupaten Gorontalo terkait adaptasi dan perubahan iklim, juga menyampaikan hasil kajian kerentanan dan risiko iklim di Kabupaten Gorontalo yang dilakukan oleh Transformasi. Menurutnya, sebagian besar desa di Kabupaten Gorontalo tergolong ke dalam kategori Risiko Banjir Cukup Tinggi.

“Desa dengan kategori risiko banjir sangat tinggi adalah Desa Tamaila Utara, Kecamatan Tolangohula, dan Desa Kaliyoso, Kecamatan Dungaliyo,” ungkap Nazla.

Sementara itu, Kepala BMKG Gorontalo, Fathuri Syabani, menjelaskan bahwa kondisi perubahan iklim di Gorontalo. Menurutnya, debit curah hujan terus meningkat hingga mencapai 9 triliun per tahun. Kegiatan sosialisasi yang diadakan di kantor Bupati Gorontalo ini melibatkan SKPD terkait, Kelompok Kerja API (Pokja API), seluruh camat, pemerintah desa, perguruan tinggi, perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), perwakilan kelompok perempuan, LSM, tokoh masyarakat, dan media.