Kurangi Emisi, Indonesia Terima Hibah Rp 2 Triliun dari Jepang



( 2017-02-03 04:14:58 )

Indonesia menerima bantuan hampir Rp2 triliun dari Jepang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Bantuan tersebut disalurkan melalui skema Joint Crediting Mechanism (JCM). Setidaknya ada 28 proyek yang telah disetujui mendapatkan bantuan dana JCM dari Jepang.

Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian yang bernama Rizal Affandi Lukman mengatakan, bahwa kerja sama yang sudah dikembangkan selama tiga tahun terakhir ini diminati oleh banyak perusahaan swasta. Hal ini karena ada insentif pendanaan berupa grant (hibah), adanya transfer teknologi, dan disertainya pengembangan kapasitas untuk penurunan emisi.

“Salah satu proyek yang diimplementasikan adalah dengan menerapkan skema JCM di minimarket. Diharapkan keberhasilan 12 mini market yang telah melakukan kegiatan efisiensi energi ini diikuti oleh perusahaan atau toko lain dengan inisiatif sendiri,” ujar Rizal di Jakarta, pada hari Kamis (02.02.2017).

Menurut Rizal, bahkan hingga tahun 2017, sebanyak 108 studi kelayakan telah didanai oleh JCM dan total ada 28 proyek yang disetujui mendapatkan bantuan dana JCM dari Jepang untuk diimplementasikan menjadi proyek JCM. "Total dana yang sudah digelontorkan untuk 28 proyek adalah hampir Rp2 triliun," terangnya.

Dia menjelaskan tidak hanya pemerintah Indonesia saja yang mempunyai kewajiban untuk menurunkan tingkat emisi karbon. Pihak swasta juga harus ikut aktif untuk mengurangi emisi karbon dari masing-masing industri yang berjalan. Partisipan proyek JCM harus minimal terdiri dari dua pihak, yaitu perusahaan Indonesia dan perusahaan Jepang, yang harus melakukan implementasi kegiatan penurunan emisi.

“Contohnya untuk Energy Savings at Convenience Stores, dimana PT Midi Utama Indonesia, mewakili perusahaan Indonesia, yang berkolaborasi dengan perusahaan Jepang, Lawson Inc,” tambah Rizal.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manansang, yang juga sekaligus Ketua Komite Bersama JCM Indonesia mengatakan, bahwa kerja sama ini tidak hanya menyasar industri besar juga minimarket swasta, seperti Alfamidi.

“Kami menerapkan skema JCM di pendingin dengan refrigerant alamiah, AC yang dilengkapi dengan econovil dan inverter dan penerangan LED dan konsep hemat energi,” ujar Edwin menambahkan.

Model project di Alfamidi diimplementasikan sejak tahun 2014. Saat ini skema JCM sudah diimplementasikan di 12 gerai Alfamidi di area Jabodetabek, dan telah berhasil mengurangi emisi karbon sebesar 112TCO2 (112 Ton karbon dioksida) per tahun. Ditambahkan pula bahwa JCM menjadi bukti nyata komitmen kedua negara dalam melakukan pengurangan emisi global.