Rupiah Dibuka Langsung Melemah Saat USD Menguat



( 2017-02-02 05:32:50 )

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini dibuka melemah melanjutkan penutupan kemarin yang berakhir Anjlok. Mata uang Garuda pagi ini tidak bisa menahan gempuran USD yang mulai bangkit meski tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan data dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah dibuka pada level Rp13.374/USD. Posisi ini jauh melemah dari posisi kemarin yang berada di level Rp13.349/USD.

Data Bloomberg pagi ini rupiah dibuka di level Rp13.369/USD atau stabil dari posisi kemarin Rp13.368/USD. Namun, pada pukul pukul 10.10 WIB bergerak melemah ke level Rp13.371/USD dengan kisaran pada level Rp13.369-Rp13.386/USD.

Posisi rupiah menurut Yahoo Finance hampir mendatar dibuka pada level Rp13.370/USD atau melemah tipis dari penutupan kemarin di level Rp13.367/USD. Namun, pada pukul 10.07 WIB bergerak menguat tipis ke level Rp13.363/USD dengan kisaran Rp13.358-Rp13.375/USD.

Berdasarkan rilis laman Reuters hari ini, USD menjauh dari posisi terendahnya setelah Federal Reserve (The Fed) memilik pandangan yang relatif optimis terhadap ekonomi AS pada pertemuan pertama sejak Presiden Donald Trump menjabat.

Indeks USD yang melacak greenback terhadap enam rival utama, naik tipis sedikit lebih tinggi ke level 99,679, bergerak menjauh dari level terendahnya lebih dari tujuh pekan di posisi 99,430.

USD terhadap yen berada pada level 113,12, turun 0,1% persen tapi masih jauh di atas dari posisi rendah di level 112,08, sementara euro terhadap USD stabil di posisi 1,07735.

Sementara Fed menahan diri terkait suku bunga dan mengatakan bahwa keuntungan pekerjaan tetap solid, inflasi meningkat dan kepercayaan ekonomi naik. Pembuat kebijakan juga mengatakan beberapa tindakan berbasis pasar inflasi yang masih rendah.

Sementara, USD awalnya menguat setelah pemilu Trump sebagai pasar menanti realisasi janji-janjinya untuk langkah-langkah stimulus, reformasi pajak dan deregulasi. Namun, langsung terlihat merosot setiap kali AS berbicara tentang menarik diri dari perjanjian perdagangan internasional.

Ini masih perang tarik-menarik, antara proteksionisme dan stimulus harapan, kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities.

The Fed sendiri memperkirakan tiga kenaikan tarif pada tahun ini. Sementara perbaikan ekonomi akan mendorong untuk menaikkan suku bunga. Jika Fed tidak bergerak pada Maret, kita bisa melihat sebanyak empat kenaikan pada 2017, dan selama data tetap mendukung, sangat mungkin tiga kenaikan, tulis kepala investasi BlackRock, Rick Rieder dalam sebuah catatannya.