Pasokan Minyak AS Tekan Harga Minyak



( 2017-01-26 09:18:28 )

Harga minyak dunia kembali menguat usai alami pelemahan. Naiknya harga minyak tersebut didukung data yang menunjukkan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperkuat pandangan kalau harga minyak menguat. Selain itu juga diharapkan pemangkasan produksi minyak dari negara pengekspor minyak tergabung dalam OPEC.

Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman bulan Maret berada di level US$ 53,18 per barel. Sebelumnya harga minyak sempat turun ke level terendah di kisaran US$ 52,56 per barel. Sedangkan harga minyak Brent turun sebesar 36 sen per barel ke level US$ 55,08.

"Harga minyak berada di rentang harga perdagangan pada awal bulan Desember. Terlalu banyak spekulasi dalam jangka panjang," ujar Kepala Riset ICAP, Walter Zimmerman, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (26/1/2017).

Ia melanjutkan, pasar mengharapkan penurunan produksi oleh negara pengekspor minyak atau OPEC sehingga hal tersebut mendukung harga minyak. Sedangkan spekulasi dan pertumbuhan produksi AS yang menguat juga turut membayangi.

Harga minyak dalam beberapa minggu ini mendapatkan dukungan dari rencana OPEC dan negara produsen minyak lainnya untuk menurunkan produksi. Sekitar 1,5 juta barel minyak sudah dipangkas dari rencana 1,8 juta barel minyak per hari yang disepakati oleh produsen utama minyak sejak 1 Januari 2017.

Bernstein Energy pun mengabarkan kalau pasokan minyak global turun sebesar 24 juta barel menjadi 5,7 miliar barel pada kuartal IV 2016 dari periode sebelumnya.

Bersamaan dengan itu, produksi minyak AS naik lebih dari enam persen sejak pertengahan 2016. Angka ini berada di bawah posisi tahun 2015. Penguatan produksi minyak juga mendorong harga minyak tertekan.

Di sisi lain presiden AS Donald Trump juga berjanji untuk mendukung industri minyak AS. Hal tersebut mendorong analis mengubah perkiraan pertumbuhan produksi minyak domestik yang mendapatkan untung dari harga tertinggi.

Dorongan partai republik di DPR AS terkait penyesuaian pajak korporasi dapat membantu harga minyak AS menjadi lebih tinggi dibanding Brent. Hal ini dapat memicu produksi dalam negeri dengan skala besar. Hal tersebut seperti disampaikan Goldman Sachs.

Di samping itu, The US Government Energy Information Administration (EIA) melaporkan kalau stok minyak mentah, bensin dan diesel mengalami peningkatan. Hal ini mendukung laporan dari the American Petroleum Institute.